Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
Kantor Kementerian Agama Kab. Rembang
  • Beranda
  • Berita
    • Penyelenggara Haji Dan Umroh
    • Penerangan Agama Islam Zakat Dan Wakaf
    • Urusan Agama Islam Dan Pembinaan Syariah
    • Pendidikan Agama Islam
    • Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
    • Pendidikan Madrasah
    • Pembimbing Masyarakan Kristen
    • Pembimbing Masyarakat Katolik
    • Pembimbing Masyarakan Hindu
    • Pembimbing Masyarakat Buddha
    • Opini
  • Profil
    • Profil Pimpinan
    • Sejarah
    • Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kankemenag Kab. Rembang
    • Visi dan Misi Kankemenag Kab. Rembang
    • Tugas dan Fungsi Kankemang Kab. Rembang
    • Tagline Ramah
    • Informasi Penting
  • Layanan Umum
    • Jadwal Shalat
    • MY-ASN
    • E-KINERJA
    • SIMPEG 5
    • LPSE
    • emis kemenag
    • PUPNS
    • Info Haji
    • LCKH Online
    • Informasi Lowongan
  • Unduh
    • Profil Kankemenag Kab Rembang
    • Regulasi Pengawasan
    • Formulir Layanan Haji
    • Formulir Layanan Pendidikan Madrasah
    • Formulir Layanan Kepegawaian
    • Formulir Layanan Keuangan
    • Formulir Layanan Bimas Islam
    • Formulir Layanan PD Pontren
    • Formulir Layanan Gara Zawa
    • Formulir Layanan PAIS
  • PPID
    • Bimas Islam Dalam Angka
    • Madrasah Dalam Angka
    • PAIS dalam Angka
    • Data Wakaf
  • Layanan Pengaduan Masyarakat
    • SIM DUMAS Kemenag RI
    • Whistleblowing System (WBS)
  • DAMAR
Kantor Kemenag Kab. Rembang
Beranda Tanpa Kategori Features Opini

Hari Santri, Pembuka Tabir Perjuangan Santri Merebut Kemerdekaan

oleh adminweb
Oktober 21, 2025
Dalam Kategori Opini
Durasi Membaca: 3 Menit
A A
0
Hari Santri, Pembuka Tabir Perjuangan Santri Merebut Kemerdekaan
50
TAMPIL
Share on FacebookShare on Twitter

Semenjak penetapan Hari Santri Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015, sejarah bangsa tentang peran Kiai dan santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan telah menjadi konsumsi publik di masyarakat luas.Jujur saja, selama ini ada lembaran sejarah yang terpotong.

Di sengaja atau tidak, Orde Baru telah mengebiri dan mereduksi, bahkan menghapus peran penting kiai dan santri dalam proses lahirnya sebuah bangsa hingga mempertahankan kemerdekaan.

Pahlawan bangsa seperti KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU), KH. Abdul Wahid Hasyim (Menteri Agama pertama), KH. Mas Mansoer (ketua Muhammadiyah), dan KH. Zainal Musthafa (memimpin perlawanan di Tasikmalaya). Juga KH. Abdul Karim, KH. Abdul Wahab Chasbullah, dan KH. Agus Salim yang dikenal sebagai pejuang kemerdekaan, tidak pernah disinggung secara utuh latar belakangnya sebagai kiai yang nota bene nya menjadi pemimpin umat.

Contoh kecil yang berkaitan hal ini adalah kurikulum di sekolah hanya menjelaskan tentang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yang diperingati sebagai Hari Pahlawan. Padahal kemenangan Arek-arek Suroboyo dalam pertempuran melawan tentara Inggris yang datang bersama NICA (Nederlandsch-Indische Civiele Administratie) atau Administrasi Sipil Hindia Belanda adalah ini karena fatwa Resolusi Jihad yang di sampaikan Hadrotusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945. “Mengapa hal ini tidak pernah terungkap?”Jika melihat jauh ke belakang, sebutan _Republik Indonesia_ telah dicanangkan oleh para Kiai sejak sepatuh terakhir abad 19, tepatnya pada 14 Juli 1866 M.

Seorang Ulama besar Tgk. Cik Kutakarang, bersama 3 ahli tasawwuf Aceh yang juga dikenal ahli kasyaf, yaitu Al-Arif Billah Sayyid Abu Bakar Al Idrus, Syaikhul Islam Syaikh Muhammad Marhaban, dan Syaikh Muhammad Amir Kurdi, pada 12 Rabiul Awal 1283 H (14 Juli 1866 M) hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, meninggalkan amanah kepada pengikut dan anak cucunya, yang patut kita catat dengan tinta emas sejarah kebangsaan Indonesia berupa visi pembentukan “Negara Republik Indonesia”.

Isi amanah tersebut ditransliterasi oleh Prof. Dr. Teuku Ibrahim Alfian, Guru Besar Ilmu Sejarah UGM Yogyakarta dalam bukunya yang berjudul “Wajah Aceh Dalam Lintasan Sejarah Tahun 1999″ halaman 234-235. Isi tersebut di antaranya:”Pegang teguh olehmu agama Islam yang suci dan benar, selamat dunia akhirat, dan taat setialah pada qonun syara (Undang-Undang Dasar) Kerajaan Al Jumhuriyyah Al Indonesiah dan jangan sekali-kali bughat yakni durhaka melawan Kerajaan Al Jumhuriyyah Al Indonesiah yang sah dan jangan sekali-kali dalam kerajaan mendirikan lagi kerajaan dan dalam negeri mendirikan negeri.” (Hal ini pernah disampaikan KH Abdul Mun’im, lnstruktur PKPNU PCNU Lasem Angkatan -1, di PP Al Hidayah Kauman Lasem Tahun 2017).

Pada gilirannya, amanat ini menyebar di kalangan santri dan rakyat secara luas, sehingga memicu kesadaran lebih lanjut para anak bangsa untuk menempuh strategi yang lebih luas dan beragam. Puncaknya, pada pada awal abad 20 telah terbuka “zaman baru” yang dikukuhkan dengan sebutan era ‘Kebangkitan Nasional’ dengan berdirinya Serikat Dagang Islam tahun 1905 dan Budi Utomo 20 Mei 1908, kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Umat Islam, sebagai mayoritas penduduk wilayah bangsa ini adalah sebagai pematik api kedaulatan sejak berabad-abad sebelumnya. Sehingga, Dr. Edward Douwes Dekker, seorang sarjana berkebangsaan Belanda yang kritis terhadap penjajahan dan simpati kepada nasib rakyat di negeri ini kemudian masuk Islam dan berganti nama Dr. Setia Budi. Ia pernah mengatakan:”Dalam banyak hal, Islam merupakan nasionalisme di Indonesia, dan jika seandainya tidak ada faktor Islam di sini, telah lama nasionalisme (kebangsaan) yang sebenarnya hilang lenyap dari indonesia.” (Tulisan KH. M. Jadul Maula dalam buku : Khittoh dan Khidmah Nahdlatul Ulama).

Kemudian menjelang kemerdekaan bangsa ini, peran Kiai ikut serta dalam memberi masukan. Baik dalam hal bentuk negara maupun dasar negara. Ini karena para tokoh Bangsa mempunyai kedekatan spritual dengan para Kiai.

Setelah 80 tahun merdeka, hari ini Kiai dan Santri masih berperan strategis dalam upaya menjaga harmoni kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk. Kiai tidak henti-hentinya mengajak santri untuk mencintai dan bangga dengan negara Pancasila ini.

Hal ini yang membuat dunia internasional bertanya-tanya, “Apa yang membuat kondisi bangsa ini aman-aman saja, di tengah masyarakat yang penuh ke-Bhinne Ika-an dan biografis keadaan bumi Indonesia yang “fragmented atau divided or separated” yang wilayahnya terpisah-pisah oleh laut atau perairan?”Dengan tegas KH Sa’id Aqil Siradj, Ketua PBNU 2010-2015 dan 2015-2021 menjawab:”Karena mayoritas penduduk Indonesia adalah warga NU yang tawasut, tasamuh, tawazun dan i’tidal,”.

والله اعلم بالصواب

Kaliori, 20 Oktober 2025

Penulis : Suyatman Hakim

Katib Syuriyah MWCNU Kaliori – Rembang

ShareTweetSend
Artikel Sebelumnya

Rp18 Miliar Dana BOS Madrasah dan BOP RA Rembang 2025 Cair Pekan ini

Artikel Selanjutnya

Langkah Kemenag Wujudkan Asta Cita: dari Jaga Kerukunan untuk Pembangunan hingga Sejahterakan Guru

Artikel Terkait

Nikah, Menyatukan Dua Hal yang Berbeda
Opini

Nikah, Menyatukan Dua Hal yang Berbeda

oleh adminweb
29 Sep 2025
0

"Ayat tentang pernikahan yang masyhur adalah surat Ar Rum ayat 21 وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا...

SelanjutnyaDetails
Artikel Selanjutnya
Langkah Kemenag Wujudkan Asta Cita: dari Jaga Kerukunan untuk Pembangunan hingga Sejahterakan Guru

Langkah Kemenag Wujudkan Asta Cita: dari Jaga Kerukunan untuk Pembangunan hingga Sejahterakan Guru

Busro, Santri Juara MQKN yang Turut Wujudkan Impian Mbah Maimoen

Busro, Santri Juara MQKN yang Turut Wujudkan Impian Mbah Maimoen

*Kado Hari Santri, Presiden Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren*

*Kado Hari Santri, Presiden Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren*

Alamat :

 Jl. Pemuda KM.3, Kedungdoro, Leteh, Kec. Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59217

 (0295)691016

 kabrembang@kemenag.go.id

Jam Pelayanan :

 Senin – Kamis [07.30 – 16.00 WIB]

 Jumat [07.30 – 16.30 WIB]

Kecuali hari libur

Kategori

  • Berita
  • Dharma Wanita Persatuan
  • Features
  • Informasi Penting
  • Opini
  • Pembimbing Masyarakan Hindu
  • Pembimbing Masyarakan Kristen
  • Pembimbing Masyarakat Buddha
  • Pembimbing Masyarakat Katolik
  • Pendidikan Agama Islam
  • Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
  • Pendidikan Madrasah
  • Penerangan Agama Islam Zakat Dan Wakaf
  • Penyelenggara Haji Dan Umroh
  • Profil
  • Slide
  • Tanpa Kategori
  • Urusan Agama Islam Dan Pembinaan Syariah

© 2024 - Kementerian Agama Kabupaten Rembang

Translate »
Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Berita
    • Penyelenggara Haji Dan Umroh
    • Penerangan Agama Islam Zakat Dan Wakaf
    • Urusan Agama Islam Dan Pembinaan Syariah
    • Pendidikan Agama Islam
    • Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
    • Pendidikan Madrasah
    • Pembimbing Masyarakan Kristen
    • Pembimbing Masyarakat Katolik
    • Pembimbing Masyarakan Hindu
    • Pembimbing Masyarakat Buddha
    • Opini
  • Profil
    • Profil Pimpinan
    • Sejarah
    • Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kankemenag Kab. Rembang
    • Visi dan Misi Kankemenag Kab. Rembang
    • Tugas dan Fungsi Kankemang Kab. Rembang
    • Tagline Ramah
    • Informasi Penting
  • Layanan Umum
    • Jadwal Shalat
    • MY-ASN
    • E-KINERJA
    • SIMPEG 5
    • LPSE
    • emis kemenag
    • PUPNS
    • Info Haji
    • LCKH Online
    • Informasi Lowongan
  • Unduh
    • Profil Kankemenag Kab Rembang
    • Regulasi Pengawasan
    • Formulir Layanan Haji
    • Formulir Layanan Pendidikan Madrasah
    • Formulir Layanan Kepegawaian
    • Formulir Layanan Keuangan
    • Formulir Layanan Bimas Islam
    • Formulir Layanan PD Pontren
    • Formulir Layanan Gara Zawa
    • Formulir Layanan PAIS
  • PPID
    • Bimas Islam Dalam Angka
    • Madrasah Dalam Angka
    • PAIS dalam Angka
    • Data Wakaf
  • Layanan Pengaduan Masyarakat
    • SIM DUMAS Kemenag RI
    • Whistleblowing System (WBS)
  • DAMAR

© 2024 Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang

Situs web ini menggunakan cookie. Dengan terus menggunakan situs web ini, Anda memberikan persetujuan terhadap penggunaan cookie. Kunjungi Kebijakan Privasi dan Cookie kami.