Pancur (Kemenag) — Disrupsi atau perubahan teknologi kian cepat menuntut madrasah untuk adaptif terhadap teknologi. Karena itu, madrasah harus memiliki visi dan misi untuk menjadi besar.
Kepala Kankemenag Kabupaten Rembang, Moh. Mukson menyampaikan hal itu dalam rapat koordinasi Kepala Madrasah Ibtidaiyah se-kabupaten Rembang yang diadakan di MI Al-Hassan, Pancur.
Mukson memaparkan, dunia saat ini tengah menghadapi era VUCA. Pertama yaitu V, Volatility (Perubahan Cepat), yaitu perubahan yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kedua yaitu U, uncertainity yang berarti ketidakpastian. “Tidak ada kepastian terhadap kebijakan yang telah dibuat. Karena dengan adanya AI maka perubahan teknologi berubah sangat cepat, bahkan setiap minggu sekali bisa berubah,” kata Mukson.
Ketiga, C, yaitu Complexity. Dunia dan segala persoalannya yang ruwet dan kompleks. Satu masalah saling terkait satu sama lainnya.
Keempat yaitu A, yaitu Ambiquity, serba tidak jelas. Ketidakjelasan seolah olah terus dirawat sehingga menimbulkan kebingungan.
Mukson menyampaikan solusi untuk menghadapi fenomena VUCA ini. Yaitu dengan VUCA juga.
V yang pertama yaitu Visi. “Solusinya yaitu, kita harus punya visi atau cita-cita yang besar dan kuat. Mohon setiap madrasah harus siap menghadapi cepatnya perubahan, mulai dari regulasi maupun teknologi,” tegas Mukson.
U yang kedua yaitu Understanding. Madrasah harus mampu memahami setiap persoalan, secara detail dan holistik.
Ketiga C, yaitu clarity atau kesederhanaan. “Orang pintar adalah orang yang bisa menyampaikan sesuatu yang rumit secara sederhana,” jelas Mukson.
Keempat yaitu A (agility). Yaitu kelincahan dalam membaca situasi dan peluang serta mencari solusi. Untuk mencapai hal itu, lanjut Mukson, antar madrasah harus saling berkolaborasi.
“Setiap madrasah wajib menjalin kolaborasi. Yang sudah besar bisa saling berbagi kepada madrasah yang kecil mengenai langkah-langkah untuk sukses,” kata Mukson.
kontributor: Iqoh










