Bulu (Kemenag) — Di tengah berbagai keterbatasan infrastruktur dan akses pendidikan di wilayah pelosok, kiprah penyuluh agama terus menjadi garda terdepan dalam pelayanan umat.
Mereka hadir bukan hanya sebagai penyampai ajaran agama, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang menjembatani kebutuhan masyarakat terhadap pembinaan keagamaan, sosial, hingga kemasyarakatan.
Salah satu contoh nyata adalah kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh Agama Islam di wilayah terpencil seperti Dukuh Jatirejo Desa Pasedan, Kecamatan Bulu.
Dengan medan yang sulit dijangkau dan minimnya fasilitas penunjang, para penyuluh tetap rutin mendatangi warga untuk memberikan bimbingan keagamaan melalui berbagai majlis.
Upaya tersebut di antaranya dilakoni oleh Penyuluh Agama Islam KUA Bulu, Nur Hidayah. Dengan telaten, Hidayah mendatangi majlis-majlis keagamaan.”Walau akses jalan masih terbatas, kami tetap berkomitmen untuk hadir dan melayani umat. Ini adalah bagian dari tanggung jawab moral kami sebagai penyuluh,” ungkap Hidayah.
Dukuh Jatirejo sendiri terdiri dari 2 RT dengan Jumlah penduduk 203 jiwa / 73 keluarga. Di Dukuh tersebut tidak ada TPQ dan madrasah Diniyah. Bagi orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan agama, mereka rela antar jemput anak di madin desa tetangga dengan jarak tempuh sekitar 4 km.
*Moderasi Beragama*
Dalam menyampaikan Pembinaan agama, Hidayah memiliki jadwal rutin di dukuh Jatirejo ini. “Kami punya jadwal yang sudah rutin untuk pembinaan keagamaan di Dukuh Jatirejo, Desa Pasedan Bulu ini. Majlis taklim ibu-ibu setiap Jumat, baca tulis Al Qur’an untuk anak-anak setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis,” kata Hidayah.
Tak hanya kajian Islam, Hidayah juga memberikan penyuluhan tentang moderasi beragama, karena pemeluk agama dukuh tersebut beda-beda. “Jadi kami tidak hanya memberikan kajian Islam, namun juga bagaimana membangun Moderasi beragama agar tercipta kehidupan beragama yang harmonis. Kebetulan di dukuh ini, masyarakatnya ngga cuma muslim,” kata Hidayah.
Upaya penyuluh Agama Islam ini mendapatkan apresiasi dari warga. Sepeti yang diungkapkan Mariyati. “Kami sangat berterima kasih kepada penyuluh dari KUA bulu yang sudah mau memberikan penyuluhan di dukuh ini. Karena adanya ngaji ibu-ibu dan anak-anak, kami mendapatkan tambahan ilmu agama,” papar Mariyati selalu ketua majlis taklim.
Sementara itu Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bulu, Nur Khamid menyampaikan apresiasinya terhadap dedikasi para penyuluh. “Peran mereka sangat strategis, terutama dalam menjangkau masyarakat yang belum tersentuh layanan keagamaan secara optimal. Mereka menjadi penghubung antara negara dan masyarakat,” ujarnya.
Kiprah penyuluh agama ini menunjukkan bahwa pelayanan keagamaan tidak hanya berlangsung di kota besar, tapi juga hadir nyata di pelosok negeri. Mereka menjadi pelita bagi masyarakat yang berada di tengah ketertinggalan, membawa nilai-nilai luhur agama dan semangat kebangsaan ke setiap sudut desa.
Kontributor: Nur Hidayah
Editor: Iqoh










