Rembang (Kemenag) — Madrasah harus menjadi tempat yang nyaman untuk guru dan anak-anak kita, agar anak-anak kita merasa mendapat perlindungan dan kenyamanan di madrasah.
Demikian paparan yang disampaikan Kepala Kantor Kemenag Rembang, Moh. Mukson dalam pembinaan ASN dan non ASN Kemenag Rembang di Aula Ramah Kemenag Rembang, Senin, (17/11/2025).
Moh. Mukson menekankan tentang pentingnya mengekspresikan kurikulum cinta dalam bentuk sederhana.Ekspresi kurikulum cinta, kata Mukson, harus dipraktikkan dalam bentuk sederhana. Contohnya menyambut siswa di gerbang madrasah hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang nyaman serta interaksi yang sehat. Meskipun terlihat kecil tapi bermakna besar di dibenak anak-anak kita.
“Waktu berangkat madrasah, anak-anak mungkin berada dalam kondisi yang tidak sepenuhnya gembira. Mungkin ada yang mengalami masalah fisik atau psikis. Dengan budaya sapa, senyum dan salam waktu berangkat madrasah, maka mental anak akan menjadi positif,” kata Mukson.
Mukson menekankan agar madrasah menjadi tempat bebas bullying (anti perundungan).“Suasana tidak dihargai dan direndahkan harus diminimalisir di madrasah. Madrasah harus menjadi tempat bebas bullying sehingga bisa menjadi rumah kedua bagi anak-anak kita untuk mendapatkan perlindungan dan kenyamanan,” lanjut Mukson.
Berdasarkan data yang dikutip dari goodstats.id, keterangan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menunjukkan adanya kenaikan tajam kasus kekerasan di lingkungan pendidikan pada 2024. Jika pada 2023 terdapat 285 kasus, maka pada 2024 jumlahnya melonjak menjadi 573 kasus, naik lebih dari 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari total tersebut, sekitar 31 persen berkaitan langsung dengan perundungan. Angka ini memperlihatkan bahwa bullying masih menjadi bentuk kekerasan yang paling dominan di sekolah.
kontributor : Efendi Z
editor : Iqo Shofwa







