Rembang) — Santri harus terus belajar. Karena ilmu adalah sumber barokah dan kebodohan adalah kebencanaan.Wakil Gubernur Tak Yasin Maimun menyampaikan hal itu dalam pembukaan Musabaqoh Qiroatil Kutub (MQK) tingkat Jawa Tengah tahun 2025, Senin (21/7/2025) di Ponpes Darul Falah Amsilati, Jepara.
“Santri-santri teruslah belajar karena kebodohan adalah kebencanaan. Sedangkan ilmu itu sumber barokah. Jadi kebodohan harus kita musuhi,” tutur Gus Yasin.
Gus Yasin menambahkan, dengan ilmu, Allah akan mengangkat derajat para santri. “Kalau Allah yang mengangkat derajat, maka tidak ada yang menghalang-halangi,” imbuh Gus Yasin.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab mengatakan, MQK ini sebagai usaha bersama untuk kelestarian ajaran ponpes. “MQK ini sebagai jawaban atas tantangan globalisasi yang kian berat.
MQK ini juga untuk menumbuhkan kecintaan kita terhadap kitab kuning atau turast, serta meningkatkan kompetensi santri pondok pesantren,” ucap Kakanwil.
Kakankemenag Kabupaten Rembang, Moh. Mukson berharap, kafilah Kabupaten Rembang akan meraih hasil terbaik dan bisa maju ke tingkat nasional.
“Kita kirimkan 28 santri pada berbagai cabang lomba atau fan. Mohon doa restu, semoga bisa tembus hingga tingkat nasional,” ucap Kakankemenag.
Hadir pengasuh Ponpes Amsilati, KH Taufiqul Hakim.
MQK ini diadakan selama 3 hari, 21-23 Juli 2025 dan diikuti oleh 273 dari 22 Kabupaten/kota. MQK ini sebagai ajang untuk menjaring santri-santri terbaik se-Jateng dan akan mewakili MQK Nasional di Oktober 2025 di Wajo, Sulawesi Selatan.
Kontributor: iqoh






