Rembang — MTs Negeri 1 Rembang mengadakan Focus Discussion Group (FGD) dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Klaten sebagai tindak lanjut dari intervensi Dispo Guru dan Roots bersama UNICEF. FGD ini digelar pad Kamis (13/4/2023).
MTs Negeri 1 Rembang merupakan salah satu Madrasah dari Kementerian Agama yang ditunjuk untuk melaksanakan program anti perundungan terhadap anak yakni “ROOTS” dan “DISPO” yang berfokus pada upaya membangun iklim yang aman dan nyaman di Lingkungan madrasah.
LPA Klaten diwakili oleh Syakur dan Imam. Kepala MTs Negeri 1 Rembang, Akhmad Suhadak Solikin menyampaikan bahwa “program ROOTS dan DISPO bukan hanya sekedar wacana akan tetapi semua pihak yang ada di madrasah tanpa terkecuali harus Bersama-sama mengimplementasikan apa yang sudah menjadi program madrasah demi mewujudkan “Madrasah Jannati”.
Selanjutnya FGD tindak lanjut intervensi Dispo Guru dipimpin oleh Syakur dan Imam. Sebelum diskusi dimulai, Suakur membacakan rekapan survei endline pada bulan desember 2022 dan menanggapinya dengan sangat bijak.
“Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru dalam menghadapi peserta didik antara lain guru harus membangun koneksi dengan peserta didik secara mendalam sebelum guru mengoreksi perbuatan peserta didik. Karena tantangan dan hambatan sosial peserta didik masa kini berbeda dengan tantangan dan hambatan sosial yang dihadapi oleh bapak/ibu guru pada saat sekolah dulu baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan madrasah ataupun lingkungan masyarakat,” paparnya.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk tidak saling melempar tanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik.
Syakur juga menjelaskan , Dispo berkaitan erat dengan jiwa nasionalisme. Ia juga sudah memiliki kesadaran untuk bertindak bukan karena hukuman. Hukuman ini dinilai sudah tidak efektif dalam menyadarkan perilaku-perilaku yang menyimpang.
“Bapak/Ibu guru hanya perlu focus dalam membuat konsekuensi logis dalam permasalahan yang sedang dihadapi oleh peserta didik sebagai dasar membangun kesadaran peserta didik sehingga akan melahirkan karakter Profil Pelajar Pancasila yang melekat pada Kurikulum Merdeka,” pungkas Syakur. — bd/iq.