Makkah — Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersilaturahim dengan Sekjen Rabithah Alam Islami (Liga Muslim Dunia) Syaikh Ahmad al-Issa di Makkah, Arab Saudi. Hadir juga dalam pertemuan ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf yang juga tengah menunaikan ibadah haji.
Di kantor Rabithah, ketiga tokoh ini mendiskusikan upaya penguatan dialog antar umat beragama dalam mewujudkan perdamaian dunia. Didiskusikan juga upaya kerja sama para pihak dalam penyelenggaraan Religion 20 atau R20 yang rencananya digelar November 2022 di Bali, bersamaan dengan keberadaan Indonesia sebagai Presidensi G20.
Kepada Ahmad Al-Issa, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan siap bekerja sama dengan Rabithah Alam Islami dalam acara R20. Menurutnya, gagasan dialog antarumat beragama dalam R20 sangat penting.
“Kemenag siap kerja sama dengan Rabithah dalam menyukseskan Religion 20 atau R20,” ujar Menag di Makkah, Selasa (12/7/2022) malam.
“Keharmonisan, perdamaian antarumat beragama penting untuk dijaga dan ditingkatkan. Untuk itu saya menyambut baik kerja sama ini dan menyukseskan R20. Kerja sama Rabithah-Kementerian Agama- NU akan sangat berarti sekali untuk dunia Islam dan global,” sambungnya.
Kehadiran Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf disambut oleh Syaikh Ahmad al-Issa. Selaku Sekretaris Jenderal Rabithah Alam Islami, Ahmad Al-Issa mengaku senang dan bangga bisa menjalin hubungan lebih erat dengan Indonesia.
“Kehadiran Indonesia ini sangat penting, bukan hanya karena merupakan negara dengan mayoritas muslim yang besar, juga karena peradaban dan budaya masyarakatnya tetap memelihara harmoni di tengah perbedaan,” terang Syaikh Ahmad al-Issa.
Peradaban dan budaya Indonesia yang memperkuat harmoni itu, menurut Syaikh Ahmad Al-Issa, sangat dibutuhkan dalam rangka mencari jalan keluar dari berbagai masalah berat yang dihadapi dunia Islam secara keseluruhan.
Usai pertemuan, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengkonfirmasi kesediaan Rabithah Alam Islami untuk bekerja sama dalam penyelenggaraan R20. Bentuk kesedaiaan itu antara lain ditandai dengan kesiapan Rabithah Alam Islami untuk terus membantu pengelolaan sekretariat permanen R20 di dalam Center for Shared Civilizational Values (CSCV). Sekjen Rabithah Alam Islami akan menunjuk perwakilan untuk melakukan diskusi lebih lanjut.
“Saya sebagai ketum PBNU berharap bahwa dalam waktu dekat ini bisa disepakati dan ditandatangani nota kesepahaman antara dua belah pihak, sehingga persiapan-persiapan menuju pelaksanaan R20 bisa dikonsolidasikan secepatnya,” ujar Gus Yahya, panggilan akrabnya.
Muktamar Internasional Fiqih Peradaban (Religion-20) akan digelar sebagai bagian dari Peringatan Satu Abad NU. Kick off peringatan Satu Abad NU ini diresmikan dalam rapat pleno pimpinan PBNU di Jakarta, 20 Juni 22. Gus Yahya menilai, kesediaan Rabithah Alam Islami dalam R-20 ini membawa angin segar bagi Indonesia.
“Peran Rabithah Alam Islami sangat penting sekali. Karena Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami) memiliki jaringan luas di dunia Islam khususnya di kalangan para ulama. Rabithah Alam Islami juga didukung dengan kuat oleh kerajaan Saudi Arabia. Dengan ikut sertanya Rabithah Alam Islami dalam agenda ini, maka akan ada akselerasi yang signifikan dalam dunia Islam,” tandas Gus Yahya.
Humas