Rembang – Bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah mengadakan supervise PAI pada sekolah di Rembang. Supervisi ini digelar pada Selasa-Rabu (31/8-1/9) di SMP N 3 Pamotan dan SDN 1 Pasedan Bulu.
Tim Kanwil terdiri atas Dasiri, Dian Wahyu Utomo, Samsul Huda dan Budi Ruswanto. Kepala Seksi PAI Kemenag Rembang, Sarip beserta stafnya mendampingi supervisi ini. Hadir pula Kepala SDN 1 Pasedan, Mohammad Mihshon dan Kepala SMPN 3 Pamotan, Ngadiyono.
Dasiri mengatakan, sasaran supervisi ini adalah sekolah penggerak. SEkolah ini memiliki guru PAI yang telah menerima tunjangan profesi guru (TPG). “Selain itu juga guru PAI yang telah mengikuti kegiatan seperti pelatihan, workshop dan sejenisnya,” kata Dasiri ketika diwawancara di sela supervisi.
Pada supervisi ini, tim Kanwil meninjau proses pembelajaran PAI di kelas 7A SMPN 3 Pamotan dan kelas 4 SDN 1 Pasedan Bulu. Guru PAI tampak mengajar mapel PAI di kedua sekolah tersebut. “Dalam supervisi ini, kami mendapati pembelajaran sudah baik. Pembelajaran sudah terpusat pada anak. Karena pada dasarnya, kurikulum merdeka lebih banyak praktik dan terpusat pada anak,” kata Dasiri.
Selain proses pembelajaran, supervisi ini juga meninjau administrasi pembelajaran PAI di SMP 3 Pamotan dan SDN 1 Pasedan Bulu. Administrasi menjadi hal penting untuk mendukung kelancaran proses pencairan TPG. Selain itu juga untuk ketertiban administrasi sekolah terkait.
Kasi PAI Kemenag Rembang, Sarip menambahkan, sekolah yang menjadi sasaran supervisi ini adalah pilot project sekolah penggerak. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
“Pada supervisi ini, kami melihat pembelajaran PAI yang sudah baik. Pembelajaran di kelas sudah didominasi oleh praktik. Bahkan di SMP N 3 Pamotan, materi pembelajaran diselingi lagu-lagu. Bahkan sudah ada kajian kitab kuning dan pembiasaan salat dhuhur. Ini hal yang patut kami apresiasi. Namun demikian, kami beri masukan agar pembelajaran diselingi dengan video agar siswa lebih mudah mempraktikkannya,” papar Sarip. — iq