Rembang—Para siswa diminta untuk tidak ikut arus atas perkembangan faham-faham keagamaan yang akhir-akhir ini marak merambah masyarakat. Bukan hanya perkotaan, bahkan hingga pedesaan. Pasalnya, siswa merupakan generasi yang akan menentukan nasib bangsa ke depan.
Demikian mengemuka dalam kegiatan ‘Wawasan Islam Rahmatan Lil Alamin dalam Perspektif Multikultural’ yang digelar oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang Seksi Pendidikan Agama Islam pada Selasa (16/2) di pendopo museum Kartini, Rembang.
Kegiatan yang melibatkan sekitar 80 peserta dari SMA/SMK se-Kabupaten Rembang ini menghadirkan narasumber dari Polres Rembang, yaitu Kanit Binkamsa, Iptu Rusydi, Kasi Ketahanan Bangsa Kesbangpolinmas Kabupaten Rembang Romli, Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang Atho’illah, dan Kasi PAIS Kankemenag Kabupaten Rembang Ruchbah.
Rusydi meminta siswa-siswi untuk berhati-hati dan waspada terhadap pihak-pihak atau kelompok yang mengatasnamakan Islam dan membujuk untuk bergabung dengan organisasi mereka. Karena bisa jadi organisasi mereka mengajarkan radikalisme dengan dalih membela agama. “Hati-hati terhadap radikalisme ini, karena mereka ini mengincar generasi muda, termasuk kaum pelajar,” Rusydi mewanti-wanti.
Sementara Atho’illah menekankan tentang pentingnya bertoleransi dalam kehidupan bermasyarakat yang multikultural. Dipaparkannya, perbedaan merupakan sunatullah yang harus disikapi dengan bijaksana. “Jangan mudah menyalahkan, sebaiknya perbaikilah diri kita sendiri,” tandasnya.
Ruchbah juga menjelaskan, ada beberapa aliran faham keagamaan yang oleh MUI dinilai sesat. Antara lain NII, Gafatar, Lembaga Kerasulan, dan lainnya. Para siswa diminta berhati-hati terhadap segala organisasi yang dinilai menyimpang dari aqidah. Sebagai siswa SMA, Ruchbah menilai, wawasan Islam rahmatan Lil Alamin ini harus ditanamkan untuk pondasi mereka menuju tingkat pendidikan yang lebih tinggi.—Shofatus Shodiqoh