Boyolali (Humas) – Merawat suami selama beribadah haji dijalani oleh Nailatus Sa’adah dengan ikhlas. Berkat ketulusannya itu, ia dimudahkan oleh Allah dalam menjalani ibadah selama di Tanah Suci. Bahkan, pengalaman-pengalaman luar biasa ia dapatkan.
Ungkapan terima kasih terlontar dari Pengasuh Pondok pesantren As-Shidiqiyah, Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang ini kepada petugas haji. Karena layanan petugas yang sigap, perjalanan ibadah hajinya bisa berjalan dengan sangat sempurna.
Perempuan yang biasa disapa Naila ini sudah membersamai suami berhaji sejak keberangkatan dari Embarkasi Solo kloter SOC 83. Suaminya, Aniq Mubarok harus mengenakan kursi roda karena habis menjalani operasi pada kakinya.
Dengan penuh kesabaran, Naila ini senantiasa mendampingi sang suami selama di Tanah Suci. Namun beruntung pula, ada kerabatnya yang menjadi petugas haji. Sehingga beberapa kebutuhan Naila dan suami dibantu dipenuhi oleh kerabatnya tersebut.
Bagi jemaah haji, ibadah haji di Tanah Suci tentu tidaklah ringan, karena haji adalah ibadah fisik. Apalagi di tengah cuaca yang terik. Belum lagi kewajiban Naila untuk mendampingi suami di setiap perjalanan ibadah haji.
Namun hal ini tidak mematahkan semangat Naila menyempurnakan ibadah di haramain. Bahkan, ia mengaku diberikan pertolongan dan kemudahan oleh Allah. Hal ini lantaran ia telah meminta izin dan ridho dari suami untuk beribadah dengan sebaik-baiknya di Tanah Suci. “Saya bilang sama suami, saya mohon izin beliau untuk beribadah di sini dengan maksimal. Alhamdulillah beliau izinkan,” katanya.
Sehingga, setiap rangkaian rukun, wajib dan sunah ibadah dapat ia rampungkan dengan sempurna. “Alhamdulillah saya juga diberi kekuatan untuk membadaljumrohkan suami saya,” kata Naila ketika diwawancara di Gedung Muzdalifah Asrama Haji Donohudan, Rabu (17/7/2024).
Tak hanya itu, Naila bahkan bisa mengunjungi setiap tempat-tempat bersejarah, seperti Jabal Rahmah, kebun kurma, dan tempat-tempat lainnya dalam rangkaian city tour. “Bersama jemaah lainnya, Alhamdulillah saya bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Makkah dan Madinah,” katanya.
Atas izin itu, ia mendapatkan pengalaman yang mengesankan. Ia bisa berlama-lama berdoa di Raudhah. Padahal secara aturan, setiap jemaah hanya diberikan waktu sebentar untuk berdoa di Raudhah. “Saya juga heran, selama saya berdoa di Raudhah, petugas tidak ada yang menegur saya. Jadi saya bisa berdoa sepuas-puasnya,” cerita Naila.
Bagi Naila, kesempatan di haramain harus ia manfaatkan dengan sebaik-baiknya. “Kalau sudah niat beribadah, maka fokuslah ibadah. Karena kita jarang berkesempatan haji dan dan harus antri lama. Jangan berpikir soal harta yang kita keluarkan di sini, Allah akan mencukupi. Dan rasanya nikmat sekali beribadah di Tanah Suci,” katanya.