Rembang — Kunci keberhasilan dalam meraih adiwiyata adalah kerjasama tim yang solid dan dukungan semua pihak civitas akademika, yaitu guru, karyawan dan siswa beserta lingkungan sekitar dan pihak eksternal.
MTs N 4 Rembang baru-baru ini berhasil menggondol predikat sekolah adiwiyata. Ada 3 kategori yang berhasil disabet yaitu kategori pelaksana terbaik kategori MTs.
Ketua tim Program sekolah adiwiyata Dwi Asri Mulatsih dalam wawancaranya mengungkapkan ada bebarapa tips dalam meraih kunci kesuksesan. Di antaranya membentuk tim yang solid (pemahaman tentang peran, fungsi dan tugas masing-masing tim), selanjutnya koordinasi tim.
“Tim yang terbentuk di antaranya tim perencanaan, tim penghijauan dan kebersihan, tim sanitasi dan drainase (biopori), tim konversi energi, tim konversi air, tim pengelolan sampah, tim komposer, green house, kebon toga dan hidroponik, serta tim dokumentasi,” sebut Asri.
Asri mengatakan, masing-masing tim membuat program kerja masing-masing dan disinergikan serta direlevansikan dengan tim perencanaan. Selanjutnya melakukan evaluasi masing-masing pada program kerja tiap-tiap Tim atau Pokja.
Mengutip pernyataan dari Kepala MTsN 4 Rembang, Asri mengungkapkan, kurikulum yang didesain juga mengintregasikan materi lingkungan hidup ke dalam pembelajaran, sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.
“Langkah selanjutnya yaitu membentuk kader adiwiyata di masing-masing kelas, di mana tiap-tiap kelas terdiri dari 6 orang siswa yang dijadikan sebagai teladan dalam perilaku ramah lingkungan untuk teman-teman. Mereka diharapkan mampu menjadi penggerak teman-temannya di kelas masing-masing,” kata Asri.
Kader wiyata juga terlibat aktif dalam kesadaran, kepekaan lingkungan hidup dengan cara mengikuti kegiatan nandur atau tanam bersama aktivis lingkungan hidup
Dwi asri Juga menambahkan, MTsN 4 Rembang membangun kolaborasi, sinergi dan kerjasama dengan pihak luar di antaranya yaitu dengan UT FUTURE (United Tractors for Education and Bright Future). Kerja sama tersebut dalam bentuk pengadaan dan memberikan bantuan tempat sampah organik, tong sampah anorganik dan tong sampah plastik di tiap-tiap kelas. “Tong sampah merupakan bekas oli dari UT,” kata Asri. – dwi/iqo