Rembang—Kurikulum 2013 merupakan sebuah konsep kurikulum pendidikan yang mengalami banyak pergeseran dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Pergeseran pola tersebut tak lain untuk menghadapi tantangan generasi muda di tengah arus globalisasi, sehingga generasi muda dituntut untuk mempunyai karakter yang kuat berlandaskan nilai religi.
Demikian dikemukakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang ketika memberikan materi dalam Bimbingan Teknik Kurikulum 2013 bagi guru PAI tingkat MI/MTs Kabupaten Rembang angkatan I yang berlangsung pada Jum’at-Senin (18-21/9).
Diuraikan Atho’illah, penyempurnaan mindset disesuaikan dengan perkembangan waktu dewasa ini. Sesuai Keputusan Menteri Agama nomor 165 tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013, pergeseran pola pikir tersebut antara lain pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pada peserta didik. Tranmisi ilmu yang sebelumnya hanya satu arah (dari guru) beralih menjadi interaktif. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran jejaring, di mana peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan apa saja. Pola belajar sendiri juga beralih ke belajar kelompok dan menggunakan alat multimedia. “Dan yang tak kalah penting yaitu, peserta didik diharapkan menjadi aktif dan kritis,” lanjutnya.
Dikemukakannya pula, kurikulum 2013 yang dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan untuk mengarahkan peserta didik menjadi manusia yang mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hadir sebagai pemateri Widyaiswara dari Balai Diklat Keagamaan Semarang, Ratna Aprilianti dan Nurul Kamilati.
Ratna menguraikan dari delapan standar nasional pendidikan menurut BSNP, empat standar di antaranya mengalami revisi pada penerapan kurikulum 2013. Empat standar tersebut adalah standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian.
Ratna menambahkan, adanya kurikulum 2013 untuk mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab pada madrasah ini harus bisa mengubah madrasah menjadi lebih baik dari sekolah umum. Madrasah mempunyai keunggulan tersendiri, di mana mata pelajaran PAI lebih banyak dibandingkan sekolah umum.
Bintek ini dibagi dalam dua angkatan, yaitu angkatan I dan agkatan II masing-masing sebanyak 40 orang. Sementara bintek angkatan III dan IV akan diselenggarakan pada Selasa-Jum’at mendatang di lokasi yang sama.
Ketua Penyelenggara, Jasim berharap guru diharapkan bisa menerapkan materi yang diperoleh, sehingga pengaplikasian kurikulum 2013 akan memberikan output peserta didik bermental kuat yang siap terjun ke masyarakat.—Shofatus Shodiqoh