Rembang—Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang menginstruksikan kepada pemangku dunia pendidikan utamanya madrasah untuk turut mengantisipasi munculnya gerakan terorisme dan radikalisme. Selain itu juga organisasi yang identik dengan Islam namun dinilai meresahkan masyarakat karena menyimpang dari akidah Islam.
Instruksi tersebut dituangkan dalam surat yang tertuju kepada Kepala Madrasah baik negeri maupun swasta se-Kabupaten Rembang. Hal ini atas petunjuk Surat Edaran Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI yang dilanjutkan dengan surat edaran dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.
Atho’illah meminta tenaga pendidik untuk mengarahkan siswa agar tidak tergoda dan mudah terprovokasi oleh organisasi yang mengatasnamakan Islam namun cenderung melawan pemerintah, ulama, bahkan orang tuanya sendiri, meskipun dengan alasan melakukan jihad agama.
Sebaliknya, siswa harus diberikan pemahaman bahwa Islam adalah agama yang damai, agama yang santun, agama yang mengedepankan nilai-nilai rahmatan lil alamin, menghargai perbedaan, dan mengutamakan persatuan bangsa.
“Kita harus mengajak siswa untuk berpikir positif. Dengan menjaga semangat persatuan dan kesatuan, menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan menguatkan komitmen mereka untuk menjadi sukses meneruskan pembangunan bangsa,” urainya.—Shofatus Shodiqoh