Rembang (Humas) – Desa Woro, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang masih tampak lengang. Tampaknya banyak warga berdiam diri di dalam rumah. Karena dalam masa PPKM darurat ini, warga diimbau untuk tetap berada di rumah saja.
Melintasi jalan berbatuan, Kepala Kankemenag Kabupaten Rembang, H. M. Fatah didampingi oleh beberapa jajaran memasuki belokan agak menanjak dan sempit. Di antara himpitan rumah- rumah bernuansa joglo, nampak sebuah gubug kecil yang hanya berukuran sekitar 3 X 4 meter. Dinding terbuat dari gedheg (dinding anyaman bambu) yang sudah rapuh. Gedheg ini tidaklah rapat, nampak banyak celah udara. Sehingga membuat udara dingin gampang sekali masuk di gubug milik simbah yang bernama Tumi ini.
Mbah Tumi telah hidup berpuluh tahun hanya sebatang kara. Tanpa pekerjaan apa pun dan bahkan sering sakit-sakitan. Untuk menyambung hidup, para tetangga dan pihak desa kerap memberikan sumbangan makanan kepada janda lansia yang berusia 73 tahun ini.
Sedangkan Lasri, warga Desa SedangMulyo, Kecamatan Sluke ini adalah janda lansia pula. Wanita sepuh berusia 80 tahun ini juga tinggal di gubug mungil yang terbuat dari gedheg. Usia uzur tak mematahkan semangat Lasri yang hidup sebatang kara ini untuk menjemput rezeki, mencari sesuap nasi. Ia kumpulkan sisa-sisa tenaga yang ada untuk memulung sampah, kemudian ia jual ke tukang rosok.
Keberlangsungan hidup kedua simbah ini tentunya terdampak oleh pandemi pula. Karena semakin sedikit uluran bantuan dari tetangga sekitar dan terimbas akan pandemi Covid19 ini. Apalagi Mbah Lasri, pendapatannya dari merosok tentunya berkurang karena pandemi.
Melihat kehidupan Mbah Tumi maupun Mbah Lasri yang memprihatinkan, penyuluh Agama KUA Kragan mendata Mbah Tumi sebagai salah satu mustahiq dalam pentasarufan zakat leh UPZ Kemenag Rembang. Bantuan diserahkan secara langsung oleh Kakankemenag didampingi Ketua DWP Kemenag Rembang dan beberapa jajaran.
Fatah mengatakan, Kemenag Rembang mempunyai tanggung jawab sosial dalam kesejahteraan warga Rembang. Tanggung jawab ini dipenuhi dengan membayar zakat melalui Baznas Rembang dan didistribusikan kepada mustahiq yang benar-benar membutuhkannya. “Mbah Tumi dan Mbah Lasri adalah potret keprihatinan masyarakat. Sedikit uluran bantuan kami semoga bisa meringankan beban mereka, terutama di masa pandemi,” kata Fatah.
Selain diserahkan langsung oleh Kakankemenag, para penyuluh juga menyerahkan bantuan secara langsung kepada mustahiq fakir miskin dan janda. Selain itu, warga yang sedang isoman dan takmir masjid yang kesejahteraannya menurun juga, menjadi sasaran utama pendistribusian zakat ini.
Pada pendistribsian ini, sebanyak 716 paket sembako didistribusikan kepada warga terdampat Covid19. Ratusan paket ini berasal dari UPZ Kemenag Rembang, DWP Kemenag Rembang dan pihak ketiga. (Shofatus Shodiqoh)
Kafilah Rembang Sabet Juara II Porsadin ke-7 tingkat Jawa Tengah
Rembang (Humas) – Kafilah Kabupaten Rembang berhasil menjadi juara umum II dalam perhelatan Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyyah ke-7...
Selanjutnya