Rembang (18/2)—Santri tak hanya berkutat belajar kitab kuning saja. Pada perkembangan dunia sekarang ini, para santri juga mempunyai tantangan untuk bisa terjun langsung di masyarakat, salah satunya adalah dengan berwirausaha.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi jawa Tengah dan Kantor Kementerian Agama kabupaten Rembang menggelar kegiatan pendidikan kemasyarakatan bagi pemuda pondok pesantren se-eks Karesidenan Pati, Selasa-rabu (17/18/2) di Ponpes Alhamdulillah, Kemadu, Kec. Sulang, Rembang.
Acara tersebut diikuti oleh sekitar 100 santri dari 25 pesantren di lima daerah, yaitu Kabupaten Rembang, Kabupaten Kudus, kabupaten Pati, Kabupaten Blora, dan Kabupaten Jepara.
Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala Biro Bina Mental Setda Provinsi Jawa Tengah, Rahardjanto Pudjiantoro. Turut hadir dalam acara pembukaan tersebut jajaran pejabat Pemprov Jawa Tengah, Kasi Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Kepala Kankemenag se-eks KaresidenanPati, segenap pejabat Kankemenag Kabupaten Rembang, Kepala KUA Kecamatan Sulang, Pengasuh Ponpes Alhamdulillah, dan tamu undangan lainnya.
Rahardjanto mengatakan, acara ini bertujuan untuk memberikan ketrampilan dan pengetahuan kepada para santri tentang wirausaha, dan segala hal yang berhubungan dengan wirausaha, baik di bidang pertanian, perkebunan, perniagaan, peternakan, dan lainnya.
“Pemberdayaan pemuda santri ini merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang nomor 40 Tahun 2009 terkait dengan penyadaran dan pemberdayaan kepemudaan antara lain dengan pemahaman kemandirian ekonomi dan penyiapan proses regenerasi di berbagai bidang dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan,” urainya.
Dari kegiatan ini, lanjutnya, diharapkan ada perubahan mindset/pola pikir pemuda di Pondok Pesantren untuk memiliki wawasan kewirausahaan. “Jika selama ini santri hanya berkutat pada kitab kuning, pemikiran yang pragmatis dan praktis, maka dengan pelatihan ini santri diharapkan dapat merubah mindsetnya untuk dapat berwirausaha sebagai bekal untuk terjun di dunia nyata,” paparnya.
Acara ini diisi oleh banyak pemateri. Di antaranya Kasi Pontren Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Muhtasit, S.Ag, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, F. Himawan EW, Rektor Ikip Veteran Semarang Bambang Triono, dan Dosen STIE Pelita Nusantara Semarang, Untung Widodo.
Muhtasit mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan untuk memberdayakan santri di bidang wirausaha. Menurutnya, sudah saatnya santri berpartisipasi dalam pembangunan bangsa di bidang ekonomi. Santri yang mempunyai jiwa kemandirian berwirausaha, menunjukkan bahwa santri tak melulu berkecimpung di bidang keagamaan. “Dengan berwirausaha, bahkan sampai sukses menjadi pengusaha besar, maka dia mempunyai nilai plus tersendiri, yaitu pandai dalam ilmu agama, ekonomi dan sosial kemasyarakatan,” ujarnya.—Shofatus Shodiqoh.