Rembang—Para pelajar diminta untuk turut serta dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Paham-paham kekerasan dan radikalisme yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa harus sedini mungkin dihindari oleh para pelajar dewasa ini.
Demikian salah satu poin yang mengemuka dalam seminar ‘Islam Rahmatan Lil Alamin’ yang diselenggarakan oleh Seksi PAIS Kankemenag Kabupaten Rembang, pagi tadi (14/9) di pendopo Lama Rembang.
Acara yang dihadiri oleh 89 siswa SMA/SMK se-Kabupaten Rembang ini menghadirkan narasumber Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah, Kasi Intel Kodim 0720 Rembang, Mustamir, dan Kasi PAIS Kankemenag Kabupaten Rembang, Ruchbah.
Dalam sambutannya, Atho’illah meminta kepada para pelajar untuk bersama-sama menerapkan sikap toleransi demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini, ada suatu konflik yang menyeret nama agama, di Tolikara, Papua.
Menurutnya, para pelajar agar tidak terpancing dengan konflik-konflik semacam itu, sebab hanya akan memecah belah bangsa Indonesia. “Kemarin sudah ditegaskan oleh pemerintah, bahwa kerusuhan tersebut tidak ada kaitannya dengan agama. Bahkan mungkin konflik dan kasus-kasus lain lebih dipicu oleh kepentingan ekonomi dan politik, tapi mengatasnamakan agama,” terangnya.
Sementara Mustamir memaparkan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara yang harus dijunjung tinggi. Tujuan pembangunan SDM di Indonesia adalah membangun SDM yang berkarakter Pancasila.
Ruchbah menambahkan, pendidikan Agama Islam di sekolah salah satunya menekankan Islam sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam yang berkonsep perdamaian. Bukan kekerasan, seperti gerakan radikalisme yang saat ini masih menjadi fenomena.—Shofatus Shodiqoh