Rembang—Konflik umat beragama yang terjadi hampir di setiap bangsa sebenarnya bisa diminalisir jika ada upaya-upaya untuk melakukan harmonisasi umat bergama. Upaya ini bukan hanya dilakukan oleh kaum mayoritas saja, namun juga oleh semua pemeluk agama.
Demikian mengemuka dalam Workshop Pencegahan Konflik bagi Tokoh Lintas Agama, Senin (24/5) di Rumah Makan Warung Ndeso, Rembang.
Acara ini menghadirkan narasumber Dosen Pasca Sarjana UIN Walisongo Semarang dan juga mantan Ketua FKUB Provinsi Jawa Tengah, Abu Hafsin. Sebanyak 20 peserta dari tokoh lintas agama, Polres, Kejari, Kodim, Kesabangpolinmas, dan Kepala Kantor Kemenag Rembang turut berdiskusi di forum ini guna membahas tentang resolusi konflik kehidupan beragama di Kabupaten Rembang.
Dalam paparannya, Abu Hafsin menyebutkan upaya-upaya untuk mengharmonisasikan kehidupan umat beragama. Beberapa upaya harmonisasi tersebut antara lain dengan memberikan penafsiran yang memberi kenyamanan beragama.
Selain itu adalah Revitalisasi dan Sosialisasi Pancasila sebagai Etika Publik Bangsa Indonesia. Hal lain yang perlu dilakukan, lanjut Abu Hafsin, yaitu tidak melakukan politisasi agama. Sebagaimana yang terjadi selama ini, agama kerap dijadikan alat untuk kepentingan ekonomi dan politik. Agama memang merupakan faktor yang sangat strategis karena memiliki kekuatan untuk memobilisasi massa yang mempunyai kesamaan pandangan.
Hal-hal lain untuk harmonisasi umat beragama ini adalah dihargainya hak-hak minoritas, dan menjalankan ajaran agama yang moderat, yang menghargai perbedaan dan menjunjung tingggi toleransi ummat beragama.
Silaturahim
Sementara, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah menambahkan, upaya harmonisasi kehidupan bergama antara lain dapat dilakukan dengan menggelar silaturahim antar umat beragama. Hal ini sebagaimana yang sering dilakukan oleh FKUB Kabupaten Rembang.
Hal tersebut juga diamini oleh Ketua donisioner FKUB Kabupaten Rembang, Zaenal Amroni. Dia mengatakan, konflik memang kadang-kadang terkadang terjadi dalam kehidupan beragama, baik antar maupun intern. Namun semua itu bisa diselesaikan jika ada komunikasi bersama, antara lain melalui jalan mediasi. Sementara silaturahim adalah upaya untuk mencegah konflik terjadi. –Shofatus Shodiqoh