Rembang –Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah menjelaskan tentang kebijakan pemerintah untuk menjalankan ibadah selama Ramadan ini di rumah saja. Hal tersebut dikemukakan dalam dialog Ramadan di Radio Nur FM Rembang pada Jum’at (1/5/2020).
Dialog ini dipandu oleh Asrof Masruf Dafaq, staf Seksi PD Pontren Kankemenag kabupaten Rembang. Asrof menanyakan tentang fenomena di masyarakat dalam pandemi Covid19 yang masih ditemukan dua versi dalam beribadah salat, yaitu ada yang di masjid dan ada yang di rumah.
Atho’illah menanggapi, sikap masyarakat itu mungkin dilakukan atas kondisi lingkungan. Bagi yang masih merasa aman, mungkin ibadah salat dilakukan di masjid. “Namun sebaiknya kita ikuti anjuran pemerintah untuk beribadah di rumah saja,” kata Atho’illah.
Alasan mengadakan ibadah di rumah, lanjut Atho’illah, adalah untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona. Ditegaskannya, menghindari wabah adalah perintah agama. “Anjuran pemerintah ini berdasarkan perintah agama untuk menghindari wabah. Dan sesuai ketentuan WHO, Covid19 ini merupakan pandemi yang penyebarannya sangat cepat sekali,” kata Atho’illah.
Maka dari itu, untuk menghindari penyebaran virus ini adalah dengan menghindari berkumpulnya banyak orang. Ia mengibaratkan air adalah virus yang ditaruh di botol dan ditutup rapat. Maka 99,9 persen tidak akan tertumpah. “Yang 0,1 persen pun masih bahaya,” sambungnya.
Atho’illah menambahkan, anjuran beribadah di rumah saja ini tak hanya berlaku untuk kaum muslim, namun juga semua agama. Utamanya kristen dan katholik yang banyak komunitasnya di Rembang.
Namun jika terpaksa melakukan kegiatan di masjid/musala, maka harus mengikuti prosedur kesehatan yang berlaku. Antara lain wudlu dari ruumah dan mencuci tangan bersih sebelum masuk masjid/musala. – iq