Siang hari akan berubah menjadi malam bagi jutaan orang, saat bulan melintas tepat di depan matahari dan menyebabkan gerhana matahari total. Gerhana matahari terjadi ketika Bulan melintas langsung di antara Bumi dan Matahari, menyebabkan bayangan jatuh menimpa Bumi. Ini hanya dapat terjadi pada fase bulan baru – ketika sisi gelap bulan menghadap ke Bumi.
MAN Rembang sebagai lembaga pendidikan berbasis agama mengajak, menghimbau, dan melaksanakan shalat gerhana di Madrasah pada seluruh peserta didik sekaligus para guru dan karyawan. Bertindak sebagai imam dan khotib adalah Ustadz MohammadThohir, S.PdI.
“Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu terjadi gerhana matahari. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dan berjalan cepat sambil menyeret selendangnya hingga masuk ke dalam masjid, maka kamipun ikut masuk ke dalam masjid. Beliau lalu mengimami kami shalat dua rakaat hingga matahari kembali nampak bersinar. Setelah itu beliau bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana disebabkan karena matinya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka dirikanlah shalat dan berdoalah hingga selesai gerhana yang terjadi pada kalian.” (HR. Al-Bukhari). Hadits riwayat Buchori-Muslim menyebutkan bahwa “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari atau bulan bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Maka jika kamu melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah kepada-Nya, bersedekahlah, dan shalatlah”, tutur Ustadz Thohir saat ceramah.
Acara yang dimulai dari sholat gerhana berjama’ah dan dilanjutkan dengan meneropong langsung gerhana matahari disambut baik oleh para peserta didik. Muhammad Ainul Afif siswa kelas X mengatakan,” baru pertama kali ini saya meneropong langsung gerhana matahari, walaupun yang terlihat tidak gerhana matahari total paling tidak saya mendapatkan pengalaman yang sangat berkesan”.
Menurut ajaran Islam, gerhana matahari atau gerhana bulan bukan semata-mata fenomena alam dan kejadian antariksa, tetapi di balik itu sarat dengan nuansa religius yang diimani sebagai salah satu tanda keagungan dan kekuasaan Allah. (Sutejo)