Rembang – Perkembangan pola pergaulan yang kian bebas diharapkan menjadi perhatian khusus bagi para tenaga pendidik. Hal ini menjadi PR utama bagi madrasah untuk menciptakan generasi yang berperilaku religius dan membentengi anak dari pengaruh pergaulan yang buruk.
Demikian ditandaskan oleh Kepala Kankemenag Kabupaten Rembang, Atho’illah ketika memberikan materi pada hari kedua dalam Diklat Di Wilayah Kerja (DDWK) yang diadakan oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang. Materi yang diberikan yaitu tentang Pembangunan bidang agama dan kebijakan kementerian agama tentang pendidikan madrasah.
Atho’illah mengungkapkan pola pergaulan remaja yang sudah semakin tidak terkontrol. Sebagai contoh, anak-anak punk yang sudah merambah dan mempengaruhi remaja di desa-desa.
“Guru harus memperhatikan perilaku setiap anak didik. Setiap perkembangannya harus selalu dipantau,” ujarnya.
Atho’illah juga menyatakan keprihatinannya, masih banyak siswa-siswi sekolah yang belum bisa membaca Al-qur’an dan menunaikan sholat. “Ini menjadi PR bagi madrasah untuk mendidik generasi yang berperilaku religius. Kita sangat bersyukur lingkungan kita sudah mendukung, yaitu di madrasah yang banyak memberikan materi pelajaran agama,” sambung Atho’illah.
Atho’illah juga menekankan kepada Kepala Madrasah agar menitikberatkan kemajuan madrasah. Meskipun di Rembang masih banyak madrasah yang berstatus swasta, namun upaya untuk memajukan kualitas madrasah harus terus dilakukan.
“Di Rembang sendiri, 96 madrasah adalah swasta. Hanya 4 persen yang negeri. Namun bukan berarti yang swasta harus kalah dengan yang negeri. Kompetensi guru di madrasah swasta juga diupayakan ditingkatkan,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, DDWK ini akan diadakan hingga Sabtu mendatang (28/7/2018) di aula Kankemenag Kabupaten Rembang. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 40 guru yang mendapatkan materi mengenai penilaian pembelajaran.–iq