Rembang – Masyarakat yang akan berhaji tahun ini diminta untuk tidak mengkotak-kotakkan diri dengan kelompok dan rombongannya masing-masing. Sebagai sesama jamaah dari Indonesia, jemaah haji asal Rembang diminta untuk kompak.
“Kita harus mempunyai sikap sosial yang tinggi. Ketika sudah berada di haramain, calon haji kami minta jemaah untuk tolong menolong dalam segala keadaan.Tidak perlu merasa yang bukan serombongan kita tidak perlu kita tolong,” tandas Bupati Rembang, Abdul Hafidz ketika menyampaikan sambutan Penutupan Manasik Haji, Senin (9/7/2018) di Pendopo Museum Kartini.
Bupati mengatakan, jemaah haji asal Indonesia sudah terkenal dengan rasa simpati yang tinggi, yaitu saling tolong. “Mari kita jaga adat ketimuran kita. Indonesia ini sudah terkenal dengan budayanya yang ramah dan suka menolong,” ujar Bupati.
Bupati juga berpesan kepada calon haji agar fokus pada ibadah haji yang sebenarnya hanya berjalan selama enam hari. “Inti dari ibadah haji itu enam hari. Yaitu Hari Hari Tarwiyah, Hari Arafah, Hari Raya Idul Adha, dan Hari Raya Tasyrik,” terang Bupati.
Sedangkan pada hari-hari selebihnya adalah ibadah-ibadah sunnah, dan kegiatan tambahan. Bupati berpesan kepada jemaah agar fokus pada ibadah rukun dan wajb haji. “Jangan mengutamakan hal-hal yang lain. Seperti berbelanja untuk oleh-oleh. Ini biasanya ibu-ibu yang suka mencari oleh-oleh,” sambung Bupati.
Acara pembukaan ini diikuti oleh sekitar 790 jemaah dan tamu undangan. Yaitu jajaran Forkopimda Rembang, Kepala KUA, dan segenap petugas haji.
Sebagaimana diberitakan, jumlah jemaah calon haji dari kabupaten Rembang tahun 2018 mencapai 790 orang. Rinciannya, Kloter 62 berjumlah 254 orang dan bergabung dengan jemaah Kabupaten Pati, berangkat pada tanggal 03 Agustus 2018.
Sedangkan Kloter 63 sebanyak 355 orang, berangkat pada tanggal 03 Agustus 2018 dan Kloter 64 sebanyak 181 orang, bergabung dengan jemaah dari Kabupaten Jepara, dan berangkat tanggal 04 Agustus mendatang. —i