Rembang – Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, KH Maimun Zubair adalah sosok ulama yang menaruk perhatian kepada santri-santrinya, serta tamu-tamunya. Beliau pandai menyenangkan hati setiap orang.
Pernyataan tersebut disampaikan Wamenag dalam sambutan peringatan 100 hari wafatnya KH Maimun Zubair pada Rabu malam (13/11/2019) di Ponpes Al-Anwar Sarang. Menurut Wamenag, kepada semua santri dan tamu, Mbah Mun berupaya untuk menghormati dan menyenangkan mereka. Diceritakan, pernah suatu hati Wamenag diajak ke gunung untuk berkunjung ke rumah santrinya dengan berjalan kaki.
“Selama 10 tahun menjadi sekretarisnya, saya banyak belajar dari Mbah Mun tentang istiqomah, tasamuh, tawazun, moderat, dan loman,” ungkap Wamenag.
Sementara itul Rais Am PBNU, KH Miftahul Akhyar dalam sambutannya berpendapat, KH Maimun Zubair adalah kyai teladan yang bisa memadukan kecerdasaan intelektual dan spiritual. atas perpaduan itu, Mbah Mun bisa bersikap bijaksana dalam hal apa pun. Sikap ini menurut KH Miftakhul Akhyar sudah jarang ditemui. KH Miftah meminta santri untuk memahami ilmu secara benar. Melestarikan apa-apa yang baik dari ulama.
“Santri yang ideal itu santri yang memiliki kecerdasaan otak dan kecerdasan spiritual, sebagaimana Mbah Mun yang bisa memadukan keduanya. Yang diharapkan adalah santri dan generasi-generasi yang bener dan pinter,” ujar KH Miftah.
Menurut Kyai Miftah, saat ini banyak pihak yang menggunakan kalimat yang benar, tapi untuk niat yang jahat. “Dari sinilah banyak muncul hoax,” ungkapnya.
Dalam peringatan 100 hari wafatnya Mbah Mun ini, segenap ulama, kyai, habaib, pejabat pemerintah, dan ribuan santri hadir. Termasuk KH Mustofa Bisri dan KH Thoifur Mawardi yang didapuk untuk memberikan mauidhoh hasanah, juga Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa’adi yang didapuk untuk memberikan sambutan atas nama pemerintah. – iq