MTsN 4 Rembang — Pagi-pagi di halaman Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 4 Rembang, para siswa telah duduk berjajar rapi sambil membawa bekal sarapan. Bukan tanpa sebab para siswa duduk berjajar di halaman tersebut, memang di MTsN 4 Rembang sedang diadakan kegiatan sarapan bersama, Jumat (23/12).
Kegiatan sarapan bersama di MTsN 4 Rembang memang rutin dilakukan. Hal ini tidak lain karena di MTsN 4 Rembang melaksanakan program madrasah sehat dan juga program Pangan Jajan Anak Usia Sekolah (PJAS). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Sekolah Sehat untuk mewujudkan anak Indonesia yang sehat, kuat dan cerdas berkarakter.
Sementara itu PJAS merupakan program intervensi keamanan pangan jajanan anak usia sekolah yang digagas oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di sekolah/madrasah. Perlu diketahui MTsN 4 Rembang merupakan salah satu madrasah yang menjadi sasaran intervensi dan juga telah memeroleh sertifikat penghargaan sebagai madrasah yang telah memiliki komitmen dalam melaksanakan program keamanan pangan sekolah dengan Pangan Jajan Anak Usia Sekolah (PJAS) yang Aman tahun 2022 dari BBPOM.
Kepala Madrasah, Teguh Santosa, mengungkapkan kegiatan sarapan bersama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hingga membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa. Selain sarapan bersama, madrasah juga membagikan tablet tambah darah (TTD) kepada para siswi dan meminumnya saat itu juga.
“Kegiatan sarapan bersama dan pemberian TTD sangat penting dilaksanakan, selain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak juga bertujuan untuk mencegah anemia dan stunting pada anak remaj, ” ungkapnya saat dimintai tanggapan.
Hal senada juga disampaikan Umi Zakiyah, ketua tim madrasah sehat MTsN 4 Rembang. Ia mengungkapkan kegiatan sarapan bersama dan pemberian TTD rutin dilakukan setiap satu minggu sekali. “Dengan adanya kegiatan sarapan bersama dan pemberian TTD diharapkan para siswa terpenuhi kebutuhan nutrisinya serta dapat menurunkan gejala anemia pada siswi sehingga mereka dapat memiliki kesehatan yang optimal,” terangnya.
Seperti diketahui dikutip dari https://upk.kemkes.go.id/, stunting mengakibatkan penurunan imunitas, penurunan konsentrasi, penurunan prestasi dalam belajar, tidak bugar dan mengalami penurunan produktivitas, dan pada remaja putri, anemia dapat memperbesar resiko kematian saat melahirkan, bayi lahir prematur, dan berat badan bayi yang cenderung rendah. (eh/iq)