MAN 2 Rembang – Menjadi siswa sekaligus seorang santri menjadi tantangan tersendiri. Manajemen waktu diperlukan agar seluruh kegiatan dapat berjalan beriringan, baik di madrasah maupun di pesantren. Selain itu juga tidak menghalangi untuk berprestasi.
Hal ini diungkap oleh Muhammad Habibur Rahman, siswa kelas XII Agama 2 saat ngobrol santai dalam RAPOD (Mandura Podcast) pada hari Jum’at 20 Januari 2023 di ruang Podcast MAN 2 Rembang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi ekstrakurikuler Podcast yang baru dibentuk tahun ajaran ini. Bertindak selaku host pada podcast tersebut yaitu Aprita Khoirunnisa dan Thochiyatus Zahroh.
Habib, panggilan akrabnya merupakan siswa yang berasal dari Tuban. Dalam obrolan tersebut, terungkap jika ia juga mondok di Pondok Pesantren Al Wahdah Lasem. Seperti yang kita ketahui bahwa sekolah sekaligus mondok tentu cukup menyita waktu.
Ia juga membuat bakpao dengan label Bakpao Kita yang disetor ke kantin madrasah. Ada rintangan yang dihadapi terutama dalam hal waktu. Habib sudah bangun bangun jam 3 pagi untuk membuat adonan sampai proses membungkus yang selesai sekira sampai pukul 06.30.
Dalam sehari biasanya ia membutuhkan 2 kilogram adonan yang bisa dibuat menjadi 80 bakpao. Satu bakpao dibanderol 2 ribu rupiah. Sehari terkadang omset yang didapat bisa 140-150 ribu tergantung seberapa banyak yang terjual.
Habib mengatakan wirausaha ini tidak sampai mengganggu kegiatan di pondok karena ia tetap menjalani kegiatan yang cukup padat di pondok. “Saya tidak terlalu menggebu dalam berjualan. Walaupun ya Alhamdulillah sering habis, saya tidak lantas menambah jumlah produksi karena akan memakan banyak waktu sementara saya masih punya kewajiban di pondok,” ujarnya.
Dia juga punya bakat menjadi seorang dubber atau pengisi suara. Ia mengaku baru mengetahui bakat tersebut pada tahun 2020. Bakat menurutnya kalau tidak dilatih akan hilang. Mengenai pantangan dulunya lebih ke tarak tapi sekarang tidak karena sekarang tinggal di pondok. Kalau di rumah biasanya minum air hangat dan tidak makan gorengan.
Dalam segi prestasi, pada bulan Juli tahun lalu ia terpilih menjadi Duta Genre nominasi berbakat, dengan menampilkan bakatnya di bidang voice over. Menurutnya, dengan menirukan suara seperti Presiden Jokowi membuat orang akan tertarik. Selama menjalani ajang Duta Genre, Habib mengaku banyak ilmu ilmu yang didapat terutama non akademik yang mungkin tidak didapatkan di kelas.
“Pesan saya kepada adik-adik kelas, pertama harus percaya diri. Misal saya walaupun jualan tapi tidak minder dan jangan sombong. Yang kedua jangan terlalu memikirkan hasilnya, jalani saja prosesnya,” pungkas Habib.
Kontributor: Mohammad Qomarul Huda
Editor: Shofatus Shodiqoh