SEBAGAI upaya menguatkan tugas dan fungsinya, LembagaPengamalan dan Pendidikan Agama Islam (LP2A) Kabupaten Rembang secara kontinyu mengadakan pembinaan di desa-desa di wilayah Rembang, baik dari sosial, keagamaan maupun ekonomi.
Beberapa wilayah binaan yang telah ditunjuk diharapkan semakin mengalami peningkatan, utamanya dalam kualitas hidup lahir dan batin. Demikian mengemuka dalam rapat koordinasi LP2A yang digelar di aula kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang pekan lalu. Acara ini diikuti oleh seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang.
Dikatakan Ketua LP2A yang juga selaku Kasi Bimas Islam, HM. Mahmudi, MM, LP2A terus berkomitmen untuk mengembangkan desa binaannya. Saat ini sudah tercatat sebanyak 10 desa binaan. Dan berdasarkan hasil kesepakatan rapat, diputuskan penambahan satu desa binaan lagi, yaitu Desa Ngajaran Kecamatan Sale.
“Kami akan terus menambah desa binaan LP2A hingga merata di 14 Kecamatan di kabupaten Rembang,” ujar Mahmudi.
Dari segi pemberdayaan ekonomi, LP2A menggulirkan bantuan modal tanpa bunga sebesar Rp 5 juta di setiap desa. Dana tersebut dibagi rata kepada 10 warga yang telah diseleksi dengan pengembalian dana dalam jangka waktu 10 bulan.
Mahmudi mengatakan, pada Ramadhan 1435H/2014 M, dana infaq yang terkumpul sebanyak Rp 54 juta. Selain bantuan modal bergulir, LP2A juga memaksimalkan dana infaq tersebut antara lain untuk pelaksanaan Sholat idul Fitri dan penyelenggaraan qurban idul Adha.
Berantas kemiskinan
Sementara Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, H. Atho’illah dalam sambutannya mengatakan, upaya LP2A untuk menyejahterakan masyarakat merupakan hal yang sangat positf yang harus tetap dipertanahkan. Menurutnya, hal tersebut bisa mencegah masyarakat terbawa dalam arus radikalisme yang menjadi fenomena saat ini.
“Salah satu unsur pemicu radikalisme tersebut adalah sikap apatis mereka terhadap pemerintah karena kurangnya perhatian dri segi ekonomi dan sosial. Sehingga mereka dengan mudah diajak bergabung karena diberikan harapan akan kualitas kehidupan yang lebih baik,” urai Atho’illah.—Shofatus Shodiqoh