Rembang—Acara dialog kebangsaan menjadi rangkaian terakhir Gebyar Hari Santri Kabupaten Rembang 2016. Diskusi kebangsaan ini digelar pada Minggu malam (23/10) sekitar pukul 21.00 WIB di alun-alun Rembang. Acara ini serasa istimewa karena menghadirkan ulama dan budayawan nasional, Emha Ainun Najib serta KH Ahmad Mustofa Bisri.
Selain beliau berdua, juga dihadirkan Habib Anis Sholeh Ba’asyin dan KH Abdul Ghofur Maimun Zubair. Acara yang dipadati oleh ribuan santri dari kota Rembang dan sekitarnya ini turut dihadiri Bupati Rembang, Abdul Hafidz dan Wakil Bupati Rembang Bayu Andrianto. Selain itu juga Kakankemenag Kabupaten Rembang, sejumlah pejabat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat lainnya.
Kepada para santri, Cak Nun berpesan kepada para santri untuk selalu taat kepada Allah, dan wujud ketaatan tersebut adalah dengan menghormati dan taat kepada ulama dan guru. Cak Nun juga berpesan kepada santri untuk bersungguh-sungguh menempa ilmu di pesantren. ”Santri harus rajin, mandiri, dan disiplin. Konsisten menghafalkan nadzom, “ujarnya lanjut.
Sementara Gus Mus menyampaikan wejangan kepada santri untuk mengikuti jejak para santri terdahulu. Bersikap tetap tawadhu dan tidak sombong.
“Santri tidak usah menonjol-nonjolkan dan mengungkitkan jasa-jasa santri di waktu kemerdekaan dulu. Yang terpenting adalah bagaimana kita santri sekarang mengikuti perilaku mereka, yaitu selalu tawadlu, mandiri, gemar tirakat, dan tidak kemlithi,” ungkapnya.
Sebelumnya, Bupati juga menyampaikan sambutan. Abdul Hafidz yang pernah menempa ilmu di Popes MUS Sarang Rembang ini mengatakan, santri mempunyai kultur budaya yang unik, yaitu ramah, sederhana, senang membantu sesama, selalu memberikn toleransi kepada kelompok lainnya. “Inilah yang dinamakan Islam rahmatan lil ‘alamin, Islam Nusantara,” ujarnya.
Sebelum dialog berlangsung, diadakan acara istighosah bersama dan parade 1000 rebana, serta pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Sigit Ariyanto. Istighosah dipimpin oleh KH Zamroni. Sementara pasukan rebana merupakan gabungan perebana dari seluruh kecamatan di Rembang.—Shofatus Shodiqoh