Rembang (Kemenag) – Surini, lansia 68 tahun ini adalah warga tak mampu. Namun dengan kemauan yang kuat disertai dengan berkah doa dari Ibunda GusMen, Nyai Hj. Muhsinah Cholil, ia dimampukan untuk haji dan berangkat tahun ini.
Namanya adalah Surini Lasidin Rasmo Brentis, warga Desa Ngotet, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Surini adalah seorang pedagang sayur keliling. Sehari-hari, ia menjajakan sayurnya itu kepada para pelanggannya dengan bersepeda dan menempuh puluhan kilo meter setiap harinya.
“Kulo dodolan mpun kawit tahun 1975. Jualan sayur dan buah keliling. Kulo pengen muggah kaji kados tiyang-tiyang. “Saya mulai berdagang sejak tahun 1975. Berjualan sayur keliling. Dari dulu saya sudah pengen haji kayak orang-orang, walaupun penghasilan saya pas-pasan,” kata Surini ketika dikunjungi oleh tim Humas Kemenag Rembang di rumahnya, Selasa (28/4/2024).
Berbekal keinginan yang kuat, Surini pun menabung sedikit demi sedikit. Walaupun penghasilannya hanya Rp60-75ribu per hari, ia sangat pandai menyisihkan sisanya ditabung untuk daftar haji.
“Mergawe kulo niku nggeh dodolan. Kulo mboten gadah sawah, mboten gadah tegal. Hasil dodolan kulo nggeh nempur beras 1 kg dan blonjo sehari-hari, sisane 5-10 ewu kulo tabung kangge haji. (Pekerjaan saya itu ya jualan keliling. Saya tidak punya sawah, tidak kebun. Laba jualan saya buat makan sehari-hari, dan sisanya antara Rp5.000 atau Rp10.000 saya tabung untuk daftar haji,” ungkapnya.
Selain ikhtiar yang sungguh-sungguh, Surini mengaku mendapatkan berkah dari doa Ibunda Gus Menteri, yaitu Nyai Hj. Muhsinah Cholil. “Kulo diparingi ijazah ken maos istighfar, salawat Jibril, sak isane kulo, kulo nggeh diparingi rukuh kaleh bu Nyai mugi-mugi saged tindak mriko. (Saya dikasih amalan Ibunda GusMen, NY. Hj. Muhsinah Cholil untuk banyak baca istighfar dan salawat Jibril. Diberi mukena juga, didoakan supaya bisa pergi haji,” ucap Surini.
Setelah puluhan tahun terkumpul, Surini pun bisa daftar haji pada tahun 2012. Seharusnya Surini berangkat tahun 2022, namun karena pandemic, keberangkatan diundur tahun ini.
Santri Gus Mus
Surini yang mengaku sebagai santri Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh Rembang ini rajin mengaji di ponpes asuhan KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus). Sembari mengaji ia juga berjualan sayur. Apabila sayurnya masih, ia keliling kampung-kampung sampai dagangannya habis.
“Langganan kulo niku termasuk keluargane Mbah Bisri. Garwane Gus Mus (Ibu Nyai Siti Fatma) taseh sugeng, Gus Gipul, Gus Tutut nggeh mayoni kulo, pas dereng dados Menteri,” kenang Surini.
Sebagai seorang santri, apabila Ponpes Raudlatut Thalibin punya hajat, Surini tanpa absen membantu mempersiapkan acara di bagian dapur.
Kisah Surini menjadi isnpirasi, walaupun dengan keterbatasan, berkah tekad dan doa yang kuat memampukan kita untuk berkunjung ke Baitullah. — iq/af