MAN 1 Rembang — Sebanyak 50 guru MAN 1 Rembang terlihat antusias mengikuti kegiatan diseminasi materi pendidikan dan pelatihan (diklat) tentang multimedia pembelajaran pada Jumat (24/3) di ruang kelas digital. Antusiasme guru terlihat dari perhatian dan munculnya banyak pertanyaan tentang materi multimedia yang disampaikan oleh narasumber.
Kepala MAN 1 Rembang, M. Khoiron sangat mendukung kegiatan diseminasi materi diklat multimedia yang dilakukan oleh narasumber.
Khoiron mengatakan bahwa untuk melaksanakan program kelas digital maka perlu persiapan yang matang diantaranya adalah peralatan digital, jaringan internet, jaringan listrik, dan tidak kalah penting adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM) guru. “Kami berharap semua guru bisa mengikuti kegiatan diseminasi materi diklat multimedia, walaupun yang menyampaikan temannya sendiri,” tandas Khoiron.
Celvy Sulistyani Darmawati, selaku narasumber pertama menyampaikan tentang materi canva dalam dunia pendidikan. Menurutnya, aplikasi canva merupakan salah satu aplikasi layanan dari google yang sudah dikenal bahkan telah digunakan publik dalam hal editing gambar, logo, dan pembuatan banner.
“Sudah saatnya kita menggunakan aplikasi yang sangat membantu pendidik dalam membuat media pembelajaran yang menarik, dan interaktif agar pembelajaran tidak terkesan membosankan,” ujar Celvy, sapaan akrabnya.
Dalam paparannya, Celvy menjelaskan bahwa ada perbedaan feature pada akun canva gratis, akun canva berbayar, dan akun canva khusus pendidikan. Sementara itu, Utami Ning Rohima selaku narasumber kedua menyampaikan materi tentang google sites.
Utami mengatakan bahwa google sites merupakan layanan gratis dari google yang mirip dengan website. Dengan google sites, seorang guru bisa membuat website secara gratis tanpa membeli domain dan hosting.
“Bapak/Ibu bisa membuat website yang berisi pendidikan sesuai dengan mata pelajaran (mapel) yang diampu. Dengan memanfaatkan aplikasi canva, tampilan sites Bapak/Ibu akan terlihat lebih menarik,” jelasnya.
Adapun materi diklat multimedia yang terakhir adalah materi tentang quizziz dan disampaikan oleh Dani Indarto. Menurut Dani, seorang guru bisa membuat penilaian berbasis digital baik berupa google form, e-learning, atau bisa menggunakan exambrowser, dan quizziz. Setiap platform memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing serta kemampuan guru memilah dan memilih platform yang diinginkan.
“Menurut saya, platform penilaian dengan menfgunakan quizziz lebih terlihat menarik, tidak monoton, dan interaktif,” sambung Dani.
Dani memaparkan bahwa dengan aplikasi quizziz seorang guru dalam melakukan scanner barcode jawaban seluruh siswa dari kertas khusus yang telah disediakan oleh quizziz dalam jarak kurang lebih 5 meter. — tejo/iq