Renbang – Dakwan tidak harus berpidato di atas podium atau di depan khalayak. Bagi penyuluh Agama Islam, dakwah bisa dilakukan secara persoal untuk menyentuh masyarakat lebih dalam. Metode ini salah satunya dilakukan oleh PAH KUA kecamatan Lase, Mulyoko.
Mulyoko menuturkan, ia kerap berkeliling lapangan untuk menemui masyarakat yang sekiranya membutuhkan pembinaan mental. Targetnya lebih kepada masyarakat kecil dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan.
“Seperti kemarin, saya dalam perjalanan menuju KUA Lasem. Saya mendapati tukang becak yang sehari-hari mangkal di jalan Raya Lasem-Tuban. Namanya Mbah Dul. Saya menghampirinya dan memberikan motivasi kepada Mbah Dul ini dengan semangat keagamaan. Alhamdulillah Beliau masih semangat mengayuh becak di usianya yang sudah senja demi menghidupi keluarganya,” kata Mulyoko.
“Tetap sabar dan semangat dalam menjalani hidup nggeh Mbah Dul,” pesan Mulyoko.
Lain hari, ia bertemu dengan Munarti, seorang warga Lasem yang sehari-hari berkeliling berjualan gorengan. Dari hasil berdagang keliling ini, lumayan untuk menghidupi keluargaya walaupun pas-pasan. “Tak jarang juga mengalami kerugian,” kata Munarti seperti yang dikutip Mulyoko.
Mulyoko lantas memberikan motivasi mental agar Munarti ini selalu bersyukur atas nikmat Alloh. “Dan yang kami salut adalah, dengan keterbatasan ekonominya, beliau tetap taat salat 5 waktu. Kami doakan semoga bu Munarti selalu ssbar dan sehat selalu,” ujar Mulyoko.
Dari kedua orang itu, Mulyoko menjadikan contoh atas kebersahajaan, kesederhanaan dan semangat wong cilik dalam menjalani hidup. “Satu hal yang sering kita lupa yaitu kita lupa untuk selalu bersyukur, bahkan kadang sering mengeluh,” ujar Mulyoko. — mulyoko/iq