Rembang – Lembaga pendidikan yang ada di bawah Kementerian Agama, yaitu madrasah formal dan pesantren hendaknya bisa memanfaatkan keberadaan media sosial. Media ini bisa digunakan untuk sosialisasi eksistensi, kegiatan, hingga promosi lembaga.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kankemenag Kabupaten Rembang, Moh. Mukson menyampaikan hal itu dalam dialog Ramadan yang dipandu oleh M. Ronji. Dialog ini digelar oleh NUR FM Rembang pada Minggu (3/5/2020).
Mukson mengungkapkan, setiap hari ada puluhan juta orang yang memanfaatkan internet dan media sosial untuk kebutuhan informasi ataupun kebutuhan belajar. Baik belajar sekolah maupun belajar agama.
Berdasarkan fenomena ini, Mukson meminta pesantren dan madrasah bisa menyosialisasikan keberadannya melalui media sosial kepada masyarakat luas. “Caranya buatlah konten-konten yang menarik seputar kegiatan dan prestasi lembaga. Lalu sebarkan ke media sosial,” katanya.
Strategi ini, lanjut Mukson sangat tepat untuk lembaga pesantren atau madrasah yang kurang dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, pengumumam dan sosialisasi di media sosial cenderung lebih efektif dan efisien. “Kita tak perlu repot membuat baner, pamflet, dan sejenisnya untuk kita pasang di ruang publik. Cukup menggunakan medsos,” tandas Mukson.
Singkatnya, lanjut Mukson, jika ingin menjangkau masyarakat luas, utamanya generasi milenial, maka manfaatkanlah media sosial. “Kita tahu Gus Baha’ itu terkenal kealimannya sejak dulu. Namun muhibbin lantas membuat video kajian beliau dan akhirnya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat di Indonesia,” paparnya. — iq