Lasem – Guna mengasah kemampuan peserta didik di bidang jurnalistik, MAN Lasem menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik. Kegiatan yang digelar pada Selasa (16/10) ini bertempat di aula MAN Lasem dan melibatkan sekitar 60 peserta.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber Redaktur Harian Jawa Pos Radar Kudus, Ali Mahmudi, Pengelola Humas Kankemenag Kabupaten Rembang, Shofatus Shodiqoh, dan Pembina Mading MAN Lasem, Siti Masrungah.
Acara ini dibuka sekitar pukul 08.00 WIB oleh Kepala MAN Lasem, Shofi. Dalam sambutan pengarahannya, Shofi mengatakan, kegiatan ini memang telah lama direncanakan untuk mencetak siswa-siswa yang handal di bidang jurnalistik.
“Kegiatan ini harus mampu memberikan kontribusi nyata bagi sebagian siswa MAN Lasem yang berminat di bidang jurnalistik. Tujuan kami, siswa bisa aktif menulis berita dan menulis artikel melalui media Mading dan Majalah Lensa,” kata Shofi.
Sementara dalam penyampaian materinya, Masrungah menyampaikan peran media massa untuk mempublikasikan kegiatan madrasah. “Media merupakan sarana yang efektif untuk menyosialisasikan berbagai kegiatan dan program-program suatu lembaga. Sehingga, kegiatan dan program-program MAN Lasem nantinya akan diketahui oleh masyarakat,” paparnya.
Diserbu pertanyaan
Antusiasme peserta dalam kegiatan ini ternyata begitu tinggi. Hal ini terbukti pada puluhan pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Naufal contohnya. Siswa ini beberapa kali mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang menarik adalah bagaimana suka duka menjadi seorang wartawan.
Dijawab oleh Ali, menjadi wartawan memang menghadirkan tantangan tersendiri. “Ada kalanya kita berhadapan dengan pihak-pihak yang tidak menginginkan kita menayangkan kasusnya. Namun banyak sukanya juga. Pengalaman dan pengetahuan kita bertambah banyak, bahkan kita bisa keliling dunia mengunjungi banyak negara,” ungkapnya.
Sementara Shofatus menambahkan, media bisa menjadi sarana sosialisasi kebijakan atau program-program sebuah lembaga. Diungkapkannya, ada perbedaan antara wartawan media independen dan media pemerintah.
“Ketika menjadi wartawan media massa, kita harus bersikap netral, tidak boleh memihak lembaga mana pun. Tapi ketika kita menjadi wartawannya lembaga pemerintah, maka tugas kita adalah mempublikasikan kebijakan dan program-program lembaga kita,” terangnya. –red.