Rembang – Guna menguatkan keharmonisan kehidupan umat beragama di Rembang, Kankemenag Kabupaten Rembang menggelar Dialog Tokoh Lintas Agama yang diselenggarakan oleh Kankemenag Kabupaten Rembang, Selasa (23/5) di aula Baznas Rembang.
Dialog ini bertujuan untuk mengatasi dan mencegah bBerbagai konflik umat beragama yang terjadi di Rembang. Dalam dialog tersebut mengemuka, konflik dan potensi konflik yang ada di Rembang diminta untuk disikapi pemerintah secara tegas. Jika dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan akan memicu konflik kelompok masyarakat lainnya.
Hal tersebut dikemukakan oleh sejumlah tokoh agama dan tokoh ormas dalam Giat Dialog ini dihadiri oleh segenap pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Rembang, Kepala Kankemenag Kabupaten Rembang, Kesbangpolinmas, Polres Rembang, Kodim 0720 Rembang, Gema FKUB Kabupaten Rembang, tokoh NU, Tokoh Muhammadiyah, dan undangan lainnya.
Dalam paparannya, tokoh agama Khonghucu, WS Ramelan mengatakan, konflik yang terjadi di Rembang hendaknya segera diselesaikan oleh pemerintah. “Jika tidak, maka konflik akan semakin berlarut-larut dan bisa memicu kehadiran konflik lainnya,” tandas Ramelan.
Ketua PCNU Kabupaten Rembang, Ahmad Sunarto mengatakan, Indonesia sedang dicoba oleh hal-hal yang tidak diinginkan masyarakatnya. Munculnya gerakan radikal contohnya, karena kepentingan sesaat untuk diberikan ijin.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kankemenag Kabupaten Rembang, Atho’illah mengatakan, dengan penguatan kerukunan umat beragama ini keamanan masyarakat Rembang akan tetap terjaga. “Kendati ada potensi-potensi konflik, semoga tidak sampai menjadikan Rembang yang tidak kondusif dan tidak aman. Karena sejauh ini, beberapa konflik yang terjadi di Rembang sudah diselesaikan,” ujarnya. — ss