Rembang—Raudlatul Athfal (RA) merupakan lembaga pendidikan anak usia dini yang sebenarnya menanggung moral lebih besar dibandingkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karenanya, keberadaannya hendaknya lebih diperhatikan oleh pemerintah.
Demikian dikatakan Ketua IGRA, Nuryani pada pembinaan ASN, Senin (13/2) di aula Kankemenag Kabupaten Rembang. Nuryani menyampaikan hal tersebut sehubungan dengan akan berakhirnya masa tugas sebagai pengawas RA se-Kabupaten Rembang pada 1 Maret 2017 mendatang.
Dikatakan Nuryani, Rembang merupakan pelopor terbentuknya IGRA di Jawa Tengah. “Di jawa Tengah, Rembang merupakan daerah pertama kali yang mendirikan IGRA, baru kemudian disusul pembentukan IGRA Provinsi Jawa Tengah,” ungkapnya.
Nuryani berharap, selepasnya menjabat sebagai Pengawas RA, pemerintah diharapkan tetap memberikan perhatian yang lebih kepada RA. Di Rembang ada 50 lebih RA yang semuanya gurunya adalah swasta, hanya satu orang yang berstatus PNS.
“Kemarin kami sudah berpamitan dengan Bapak Bupati. Sekaligus memohon kepada beliau agar guru-guru RA mendapatkan perhatian yang sama dengan guru-guru TK/KB yang berada di naungan instansi terkait,” kata Nuryani.
Kepala Kankemenag Kabupaten Rembang melalui Kasubag Tata Usaha, Mohammad Ali Anshory menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas dedikasi Nuryani yang telah mengabdikan diri untuk memajukan RA di Kabupaten Rembang.
“Hj. Nuryani adalah sosok yang dengan kesederhanaannya patut menjadi teladan bagi kita semua,” ujar Ali Anshory.— Shofatus s.