Rembang—Kepala kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Farhani, bersilaturahim ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang. Selain bersilaturahmi, kunjungan ini dilakukan untuk menghadiri haul sesepuh Ponpes Raudlotut Tholibin, asuhan KH Ahmad Mustofa Bisri, Rembang.
Kedatangan Farhani disambut antusias oleh Kakankemenag Kabupaten Rembang, Atho’illah dan jajaran pejabat. Dalam sambutannya, Farhani mengungkapkan tentang tujuan kedatangannya untuk bersilaturahim dengan segenap pegawai di Kankemenag Kabupaten Rembang.
Pada akhir silaturahmi ini, Farhani meninjau ruangan staf dan berjabat tangan dengan beberapa staf. Sejumlah staf tampak terkesan karena keramahan Farhani yang juga bersedia berfoto bersama dengan staf di sela-sela menjalankan tugas staf.
Usai bersilatuahim, Farhani didampingi oleh Atho’illah bertolak menuju PP Roudlotut Tholibin untuk menghadiri haul. Ribuan ribu jamaah tampak memadati komplek makam sesepuh KH. Bisri Musthofa dan KH Cholil Harun Almarhum. Adapun bertindak sebagai pengisi tausiyah yaitu KH. Maimoen Zubair.
Acara dimulai pukul 15.30 diawali dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Alquran oleh Athoillah, Tahlil dipimpin oleh KH. Habib Abdullah bin Abdurrahman Assegaf. Usai tahlil disampaikan sambutan oleh KH. Ahmad Hamid Mabrur kemudian Taushiyah oleh KH. Maimoen Zubair dilanjutkan dengan doa penutup.
Dalam taushiyahnya, Mbah Moen mengatakan perjuangan sesepuh, yaitu KH Cholil Harun di bidang pendidikan agama dan keagamaan dimulai sejak masih muda. KH. Cholil Harun pada saat itu menjadi tokoh utama di Rembang dan sekitarnya. “KH. Cholil pada pada hidupnya (tahun 1300) murni mengelola pondok pesantren. “Saat itu madrasah belum ada, murni ngaji,” jelas Mbah Moen.
Pada tahun 1400 mulai dirintis dengan adanya madrasah di pondok pesantren yang semakin berkembang hingga saat ini, madrasah yang telah diakui oleh pemerintah sebagai lembaga pendidikan berciri khas Islam yang dikelola oleh Kementerian Agama. “Belum ada negara yang begitu memperhatikan terhadap kitab kuning, kecuali Indonesia,” kata Mbah Moen. Bahkan di Indonesia inilah ada lomba membaca kitab (red: Musabaqah Qiraatil Kutub).
Bangsa Indonesia adalah satu satunya negara yang paling banyak masyarakat yang mau beribadah. “Lebih dari 60% masyarakat telah mendirikan ibadah,” terangnya. Ketika jaman PKI dulu hanya sekitar 10%. Sementara negara Islam telah runtuh, Khilafah Rasyidin, Bani Umaiyah, Bani Abasyiyah, dan Turki Utsmani. Kalau saat ini ada yang berkeinginan mendirikan khilafah, “Jangan diteruskan,” pinta Mbah Moen. Indonesia ini adalah bangsa yang majemuk yang tersusun dari berbagai perbedaan yang menjadi satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Shofatus s./www.jateng.kemenag.go.id)