Rembang—Madrasah lahir dari masyarakat. Karenanya, madrasah harus melakukan sesuatu untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Hal ini lah yang dipahami oleh MAN Lasem. Sehingga dalam menyelenggarakan pendidikan, MAN Lasem berupaya melebur diri dengan masyarakat, baik secara kultural dan sosial.
Selain bekerjasama dengan pesantren di sekitar Lasem, MAN Lasem berupaya melestarikan budaya Lasem. Budaya tersebut salah satunya adalah kerajinan batik Lasem, yang sudah berkualitas internasional.
Pelestarian tersebut di antaranya diwujudkan dalam kirab budaya yang digelar pada Selasa (3/5). Kirab yang melibatkan sekitar 1500 personil ini melakukan longmarch pada jalan utama di Lasem. Puluhan siswi memakai fashion batik Lasem hasil karya siswa MAN Lasem.
Kepala MAN Lasem, Shofi mengatakan, kirab ini diadakan dalam rangka penglepasan kelas XII. Selain untuk memberikan yang terbaik bagi pada siswa-siswi yang lulus, kirab ini juga membuktikan, bahwa madrasah tak hanya berkutat pada ilmu pengetahuan saja. Namun juga mendukung upaya pemerintah dalam melestarikan kebudayaan lokal. “Dan yang pasti, siswa-siswi juga bisa berkarya, memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.—Shofatus Shodiqoh