Rembang—Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang tengah melakukan sejumlah persiapan untuk menyambut terjadinya fenomena Gerhana Matahari pada Rabu, 9 Maret Mendatang. Bekerjasama dengan Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang, Lembaga Pendidikan dan Pengamalan Agama Islam (LP2A) Kabupaten Rembang, dan sejumlah ormas Islam, antara lain NU dan Muhammadiyah, Kemenag akan menggelar Sholat Gerhana Matahari (Kusuf) dan menyaksikan secara langsung fenomena tersebut bersama-sama.
Beberapa persiapan tersebut antara lain melalukan sosialisasi kepada masyarakat melalui pamflet-pamflet yang disebar di tempat-tempat umum, dan beberapa media lokal, baik cetak maupun elektronik. Selain itu, Kakankemenag Kabupaten Rembang melalui Kasi Bimas Islam, M. Mahmudi, MM juga telah melayangkan surat Edaran kepada Kepala KUA Kecamatan untuk melaksanakan Sholat Kyusuf dengan mengajak para ulama, imam masjid, aparatur pemerintah daerah, dan masyarakat. “Himbauan ini sebagaimana yang diinstruksikan oleh Dirjen Bimas Islam agar Kankemenag Kabupaten/Kota menggelar Sholat Kusuf,” tandas Mahmudi.
Sebagaimana berita yang dilansir di berbagai media, Gerhana Matahari akan terjadi mulai pukul 06.19 WIB, dan puncaknya pada 07.21 WIB dan akan berakhir pada 08.31 WIB. Berdasarkan data BMKG, 45 kota dari 12 Provinsi akan mengalami gerhana Matahari Total dan selainnya mengalami gerhana matahari sebagian. Adapun Kabupaten Rembang termasuk yang mengalami gerhana sebagian.
Mahmudi berharap, gelaran Sholat ini akan mendapatkan animo yang tinggi dari masyarakat. Sebab, ini untuk yang pertama kali digelar bersama-sama dengan elemen masyarakat. “Kesadaran masyarakat Rembang akan sholat kusuf maupun khusuf cenderung masih rendah. Dengan sosialisasi yang kami lakukan, kami harapkan masyarakat akan berbondong-bondong ke masjid atau lapangan untuk menunaikan sholat ini,” ungkap Mahmudi.
Kacamata Khusus
Serangkaian acara sholat kusuf ini akan dimulai pukul 05.30 WIB. Menjelang gerhana, pada pukul 06.19 WIB akan dilaksanakan sholat yang akan diimami oleh KH. M. Taschin, yang juga bertindak sebagai penceramah.
Sementara BHR mempersiapkan alat-alat, antara lain kacamata khusus sekitar 20 unit, dan lima teropong. Sehingga usai sholat, masyarakat bisa bersama-sama menyaksikan langsung gerhana matahari dengan kacamata khusus tersebut. Disediakannya kacamata ini, kata Mahmudi, merupakan antisipasi menghindari terjadinya kerusakan mata. Adapun lokasi untuk melihat yaitu di Menara Masjid Agung Rembang yang memiliki ketinggian sekitar 50 meter.—Shofatus Shodiqoh