Prosesi puncak haji di Arafah dan Mina telah usai. Di Arafah jamaah haji pada tanggal 9 Dzulhijjah menjalani rukun haji, wukuf di Padang Arafah sejak tergelincirnya matahari dan dengan khutbah wukuf.
Mulai sore hari, para jamaah sudah mulai diberangkatkan ke Muzdalifah secara bergelombang. Di Muzdalifah ini jamaah menjalani mabit. Pada dini hari jamaah bergerak menuju Mina dengan diangkut bus yang disediakan oleh maktab.
Kepadatan di muzdalifah sangat terasa dengan lautan manusia. Sejak dini hari berangsur-angsur secara bergantian bergerak ke tenda di Mina. Jamaah haji dari kabupaten Rembang sudah terangkut semua di Mina sampai subuh tanggal 10 Dzulhijjah.
Di tanggal ini, jamaah melaksanakan lempar jumrah aqabah di jamarat Mina yang berjarak kurang lebih 3,5 km dengan berjalan kaki. Batu kerikil yang digunakan untuk lempar jumrah sudah dibagikan di Arafah.
Di malam tanggal 11 Dzulhijjah jamaah menjalani mabit di Mina. Selanjutnya para jamaah kembali ke jamarat pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah untuk melaksanakan lempar jumrah ula, wustho, dan aqabah.
Pada tanggal 12 Dzulhijjah sebagian besar jamaah melaksanakan lempar jumrah mulai tengah malam sampai pagi. Jamaah dapat memilih akan menjalani nafar awal atau nafar tsani.
Sebagian besar jamaah haji Indonesia termasuk jamaah kabupaten Rembang memilih untuk nafar awal dan meninggalkan Mina untuk pulang ke hotel pada tanggal 12 Dzulhijjah.
Bagi yang memilih nafar tsani akan menambah satu hari lagi di Mina untuk lempar jumrah ula, wustho dan aqabah, sehingga meninggalkan Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Pada tanggal 12 Dzulhijjah atau saat Nafar awal, kondisi lalu lintas antara Mina-Mekah sangat padat oleh bus yang membawa jamaah kembali ke hotel. Hal ini menimbulkan kemacetan yang cukup lama.
Usai menjalani puncak haji, selanjutnya para jamaah haji menunaikan tawaf ifadah sebagai penutup seluruh rangkaian ibadah haji. — Huda/iq/afif