KUA Pamotan – Penyuluh Agama Islam Honorer (PAIH) KUA Pamotan, Sri Setyoningsih memberi taushiyah dalam acara halal bihalal yang diselenggarakan Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) & Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kecamatan Pamotan, Kamis 11/5/2023 di Gedung PGRI Pamotan.
Di depan 90 guru TK Pamotan , bapak camat dan pengawas, Sri Setyoningsih menyampaikan sejarah halal bihalal di awal era kemerdekaan. “Halal bihalal ini murni budaya bangsa kita. Pada tahun 1948 K.H. Abdul Wahab Hasbullah yang merupakan seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama, memperkenalkan istilah Halal bi halal pada Bung Karno sebagai bentuk cara silaturahmi antar-pemimpin politik yang pada saat itu masih memiliki konflik,” ucap Setyoningsih mengawali ceramahnya.
Menurut Tya, selain untuk menjaga silaturahmi, halal bihalal adalah sarana untuk saling memaafkan. Karena setelah kita berpuasa Ramadan, dosa kita di ampuni Allah. Sedangkan kesalahan kita dengan sahabat, saudara dan manusia pada umumnya kita harus mohon maaf dan juga memberi maaf kepada orang lain. “Agar kita tidak termasuk orang yang bangkrut di hari kiyamat nanti,” tambahnya.
Sambil membaca hadist marfu’ dari imam Muslim yang diriwayatkan Abu Hurairah, Setyoningsih juga mengajak kepada para guru agar selalu bersyukur, karena memiliki profesi sebagai guru yang teramat mulia. “Menjadi guru adalah salah sifat Alloh. Rosulullah saw juga menyebut dirinya sebagai Guru, maka hendaklah banyak bersyukur karena bisa mengenalkan Alloh kepada anak-anak,” jelas Pengasuh PP. Anwarul Qur’an As-sunniyah.
Terakhir, Setyoningsih membaca hadist Nabi, Seorang guru ketika mengajarkan basmalah kepada anak-anak, kemudian anak-anak tersebut mengucapkannya, maka Alloh membebaskan anak-anak, guru dan kedua orang tuanya dari siksa api neraka. (Gusman/tya/iq)