MTs Negeri 2 Rembang – Kasifatul Akmalia dan Ibnutsal Sa Alfann, dua siswa MTs Negeri 2 Rembang ini maju untuk ikut dalam kompetisi sayembara sastra yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 2023.
Dikutip dari laman dkj.or.id sayembara ini merupakan ajang penting dalam sastra Indonesia yang menarik banyak peminat. Banyak karya istimewa dari lomba tersebut yang sudah berusia puluhan tahun, dan masih terus dibicarakan sampai sekarang karena relevansi maupun pencapaian artistiknya.
Disampaikan oleh Slamet Winarto, selaku koordinator dan pembimbing literasi madrasah, dua jenis sayembara yang diikuti adalah sayembara penulisan novel dan sayembara manuskrip puisi. “Kita baru pertama ini mencoba berkompetisi dibidang sastra dengan mengikutsertakan siswa diajang sayembara yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), dan persyaratan serta karya mereka sudah dikirim ke panitia secara online,” ungkapnya.
Menurutnya, keikutsertaan dalam kompetisi ini bukan semata-mata hanya sekedar penggembira saja, tetapi kedua siswa MTs Negeri 2 Rembang benar-benar mempunyai bakat dibidang sastra. “Tak banyak siswa setingkat SLTP/MTs yang berpotensi, berbakat, tertarik, mempunyai kemampuan dan termotivasi untuk berkarya dibidang sastra,” imbuh Slamet.
Dijelaskan pula, kedua siswa tersebut melalui Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) yang digelar oleh Nyalanesia telah menerbitkan buku Antologi Puisi dan Novel sebagai Penulis tunggal. “Untuk itu, kami tidak menyia-nyiakan kesempatan mereka untuk berkompetisi melalui sayembara yang digelar DKJ, terlebih ini adalah ajang bergengsi yang telah menghasilkan seniman-seniman nasional. Siapa tahu harapan dan cita-cita sebagai penulis dapat terwujud,” sambung Slamet.
Secara terpisah, saat diwawancarai Kontributor berita (Rabu, 10/5/2023), Kasifatul Akmalia menceritakan proses penyusunan Novel yang diberi judul “Bulan dan Bintang” membutuhkan waktu lebih dari satu bulan. Sedangkan Ibnutsal Sa Alfann dengan buku antologi puisi yang diberi judul “Tentang Rasa” diselesaikan secara bertahap selama kurang lebih empat bulan.
“Kalau hati sedang mood, pikiran dan gagasan mengalir begitu saja dalam merangkai kata menjadi puisi, karena itu saya membuat puisi secara bertahap dan saya kumpulkan hingga menjadi kumpulan karya puisi,” jelas Ibnutsal.
Mereka juga mengaku, tak segan untuk menemui guru pembimbing, Slamet Winarto untuk berkonsultasi. “Terkadang pada malam, saat ide gagasan muncul langsung saya konsultasikan dengan pembimbing melalui chat WA, Alhamdulillah Bapak Slamet Winarto selalu siap memberikan bimbingan walaupun ditengah-tengan waktu beristirahat bersama keluarga,” ungkap Kasifatul.
Saat ditanya tentang harapan, mereka menjawab sangatlah wajar jika mempunyai harapan untuk bisa lolos dan menjadi nominasi dalam sayembara ini, namun jika belum berhasil akan dijadikan pengalaman dan motivasi untuk lebih meningkatkan kemampuan diri dalam menghasilkan karya literasi. “Jika karya ini tidak lolos menjadi nominasi, ke depannya seperti arahan guru pembimbing buku ini tetap akan diterbitkan menjadi buku yang ber-ISBN,” jelas Kasifatul. (Wient/iq)