Rembang– Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang membentuk program inovasi yang disingkat “SEPIRIT” (Sekolah Terapi Spriritual). Program tersebut merupakan terobosan baru bekerjasama dengan Kemenag Rembang dengan Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Mental “Pangrukti Mulyo” Rembang.
“Ini merupakan inovasi baru karena disesuaikan dengan kondisi obyek sasaran penyuluhan, maka dibutuhkan pola, strategi dan pendekatan khusus di dalam melaksanakan program kegiatan tersebut. Sehingga di awal tahun 2021 dibentuklah program inovasi “SEPIRIT” tersebut,” kata Ketua Pokjaluh Kemenag Rembang, Muthmainnah ketika diwawancara, Jumat (9/9/2022).
Anggota Pokjaluh, Moh. Mukhlisin menambahkan, para penyandang disabilitas sangat membutuhkan kepedulian dan perhatian agar bisa memulihkan kembali harga diri, kepercayaan diri, kesadaran serta tanggung jawab sosial. “Nyatanya, mereka bisa sembuh setelah menjalani pengobatan, terapi, ” sambungnya.
Kepala Kankemenag Kab. Rembang H. M. Fatah menyampaikan, secara hukum baik hukum agama maupun hukum positif mereka bukan termasuk mukallaf (obyek hukum). Sehingga pola, strategi dan pendekatan serta materi yang cocok bagi mereka, tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan mereka dan lebih berorientasi kepada “Terapi Spiritual”, yang berupa sentuhan-sentuhan ruhani dalam rangka untuk memberikan stimulasi melalui pendekatan spiritual dan agama.
Sementara Kasi Bimas Islam menekankan perlunya membangkitkan kembali spirit ruhani (kejiwaan) mereka, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan (Allah SWT). Hal ini dapat dilakukan dengan memperbanyak berdzikir, istighatsah (berdoa bersama), bershalawat, membaca al Qur’an, praktik ibadah dan lain sebagainya.
Bahkan untuk menggali ketrampilan dan bakat mereka juga perlu disalurkan melalui kegiatan seni baca al Qur’an. “Di samping itu juga sangat perlu bimbingan dan taushiyah agama yang tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan daya serap serta kebutuhan mereka. Pendekatan persuasif dan menyenangkan, mungkin dengan diselingi lagu-lagu atau shalawatan. Sehingga mereka tidak merasa terforsir mengikuti dan menerima materi taushiyah,” kata Ali.
Saat ini, Penerima Manfaat yang tercatat di Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Mental Pengrukti Mulyo Rembang sejumlah 110 orang. Mereka dikategorikan dalam 3 tingkatan, yaitu tingkat berat, tingkat sedang dan tingkat ringan. Masing-masing berbeda penanganannya. Berdasarkan assessment yang dilakukan oleh Tim Assesment yang dibentuk oleh Kepala PPSDM Pangrukti Mulyo Rembang terhadap Penerima Manfaat tersebut, terdapat 65 personel yang direkomendasikan mengikuti kegiatan Sekolah Terapi Spiritual dan tercatat sebagai siswa-siswi program dimaksud.
Adapun tenaga pengajar yang aktif memberikan materi pada sekolah tersebut sejumlah 14 orang, yang terdiri atas 6 orang Penyuluh Agama Islam Fungsional dan 8 orang Penyuluh Agama Islam Non PNS Kecamatan Rembang. Pendampingan dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis, pukul 09.00- 11.00 WIB. Sedangkan materi yang disampaikan meliputi : Taushiyah (Materi Aqidah, Akhlaq, Fiqih Ibadah, Mu’amalah dan Akhlaq), Praktik Baca / Tulis Huruf Alquran dan Hafalan Surat-surat Pendek, Praktik Ibadah, Berdzikir dan Istighatsah, serta Keterampilan Seni Baca Alquran.
Kegiatan dilaksanakan di Aula dan Mushalla PPSDM Pangrukti Mulyo Rembang. Fasilitas terdiri atas meja dan kursi (untuk tenaga pengajar, petugas dan siswa), pengeras suara, tempat praktik wudlu, sarana praktik shalat, buku Iqra/Qiraati, juz ‘Amma dan mushaf al Qur’an, serta sarana protokol kesehatan pencegahan Covid-19. –
Kontributor : Mukhlisin
Editor : Shofatus Shodiqoh