Rembang – Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifudin diundang secara khusus dalam acara Memperingati 40 hari KH Maimun Zubair yang diadakan pada Kamis malam (12/9/2019) di Ponpes Raudlatut Tholibin, Leteh.
Dalam acara ini, Menag didapuk untuk menyampaikan puisi untuk Mbah Maimun. Dalam puisinya, Menag menyampaikan banyak hal tentang Mbah Mun, yaitu perilaku dan serentetan peristiwa yang dinilai sebagai karomah akan kewalian Mbah Mun.
‘Suatu Selasa di Makkah’. Itulah judul tulisan Menag. Melalui tulisan puisi ini, Menag memulainya dengan menggambarkan kondisi hari Selasa di Makkah ketika Mbah Mun wafat dan dimakamkan di Ma’la. “Di negara yang kebudayaan dan tradisinya begitu berbeda dengan Indonesia, proses pemakaman Mbah Mun begitu lancar dan mudah,” kata Menteri.
“Pergerakan jam menjelang dzuhur serasa dalam hitungan menit . Sang waktu seakan mengerti bahwa Jenengan ingin segera sampai di pemakaman Ma’la untuk berbaring tenang di dekat sayyidah khadijah Al-Kubro,” ungkapnya.
Menurut Menag, Indonesia telah kehilangan sosok yang selalu berupaya dan menginginkan persatuan bangsa Indonesia. “Tak nampak lagi figur yang tiada lelah mendorong bangsa untuk terus tetap dan selamat. Tak terlihat lagi sosok yang setia menyanyikan lagu Indoesia Raya dengan penuh semangat,” ucap Menag.
Selain Menag, beberapa penyair juga menyampaikan puisi yang telah dituangkan dalam Antologi Puisi ‘Selasa di Pekuburan Ma’la. Buku yang dipromotori oleh sastrawan Candra Malik ini melibatkan 66 penyair dari berbagai daerah di Indonesia. Pada malam itu pula, diadakan peluncuran buku dan penyerahan buku kepada KH Abdul Ghofur selaku wakil dari almarhum KH Maimun Zubair. –
“Pergerakan jam menjelang dzuhur serasa dalam hitungan menit . Sang waktu seakan mengerti bahwa Jenengan ingin segera sampai di pemakaman Ma’la untuk berbaring tenang di dekat sayyidah khadijah Al-Kubro,” ungkapnya.
Shofatus Shodiqoh/foto: kiki